Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu IPO, Sumut Jadi Sasaran BEI & OJK

Perusahaan-perusahaan asal Sumatra Utara kembali menjadi sasaran Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera melakukan initial public offering (IPO). Keduanya menilai potensi yang ada di provinsi ini tak sejalan dengan jumlah perusahaan yang sudah melantai di bursa.

Bisnis.com, MEDAN—Perusahaan-perusahaan asal Sumatra Utara kembali menjadi sasaran Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera melakukan initial public offering (IPO). Keduanya menilai potensi yang ada di provinsi ini tak sejalan dengan jumlah perusahaan yang sudah melantai di bursa.

Hingga saat ini, keduanya mencatat, baru terdapat empat perusahaan asli Sumut yang melantai di bursa saham yakni PT Bank Mestika Dharma Tbk., PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk., PT Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk., PT Toba Pulp Lestari Tbk. Sementara itu, dua perusahaan lainnya menawarkan obligasi yakni PT Bank Sumut dan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Advisor Grup Dukungan Strategis Pengembangan Bisnis dan Industri Pasar Modal OJK Djustini Septiana menuturkan, Sumut merupakan provinsi besar di Indonesia. Kendati demikian, jumlah perusahaan yang menjadi emiten kalah kauh dengan provinsi lainnya. Dia merinci, Jakarta memiliki 506 emiten, Jawa Timur 34 emiten, dan Jawa Barat 37 emiten.

“Padahal begitu banyak manfaat IPO yang bisa perusahaan dapatkan. IPO merupakan sumber pendanaan yang relatif mudah selain perbankan. Dana yang dihimpun relatif lebih besar dan dapat diterbitkan dengan jangka waktu yang panjang. Selain itu, ada insentif pajak, dan bisa meningkatkan posisi serta reputasi perusahaan,” papar Djustini di sela-sela Sosialisasi Pasar Modal sebagai Sumber Pendanaan bagi Pengembangan Industri di Daerah, Selasa (18/10).

Lebih lanjut, dia menyebutkan beberapa perusahaan yang telah melakukan IPO dari Sumut mengalami peningkatan kinerja signifikan. PGLI misalnya. Pada saat melakukan IPO perseroan memiliki aset Rp24,86 miliar. Per 31 Desember 2015, total aset perseroan telah mencapai Rp65,1 miliar dengan pendapatan Rp19,32 miliar.

Pun, Bank Mestika Dharma. Pada 2013, total aset mencapai Rp7,36 triliun dan pendapatan Rp681,65 miliar. Per 31 Desember 2015, aset perseroan mencapai Rp9,4 triliun dan pendapatan Rp972,14 miliar.

Direktur Atmindo Lindataty tak menampik keuntungan tersebut. Dia mengungkapkan, perseroan memulai proses IPO pada awal 2015 dan resmi melantai di bursa 10 Desember 2015. Pada kuartal II/2015, jumlah pendapatan bersih perseroan mencapai Rp60,16 miliar. Namun, pada kuartal I/2016 sudah meningkat mencapai Rp90,78 miliar.

“Laba komprehensif tahun berjalan pada kuartal II/2015 mencapai Rp9,84 miliar. Namun, setelah IPO, pada kuartal II/2016 mencapai Rp16,48 miliar.”

Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menjelaskan, potensi utama perusahaan asal Sumut adalah yang berbasis sumber daya alam dan pariwisata. Berdasarkan data BEI per 10 Oktober 2016, market capitalization emiten yang memiliki basis bisnis di Sumut mencapai Rp46,53 triliun atau hanya 0,8% dari total seluruh Indonesia Rp5.796,4 triliun.

“Jumlah [market cap] itu kan kecil sekali. Kalau ditanya yang paling sulit dan ruginya apa IPO itu? Mungkin banyak yang bilang menyesuaikan dari tertutup menjadi terbuka. Justru ini dalam jangka panjang merupakan dampak positif. Karyawan mendapat budaya kerja lebih baik dan profesional.”

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengemukakan, minimal ada 20 perusahaan asal Sumut yang bisa melakukan IPO. Adapun, dua faktor pendorong perekonomian Sumut adalah pertanian dan industri pengolahan. Pun, pertumbuhan ekonomi Sumut tercatat hampir selalu berada di atas rerata nasional.

“Dua komoditas utama Sumut adalah CPO dan karet. Tapi memang perlu bangun industri value added atau turunan. Seharusnya lebih dari enam perusahaan. Apalagi ke depan semakin banyak insentif baik dari pemerintah pusat maupun pemprov. Yang paling dekat adalah rencana insentif harga beli gas untuk perusahaan di kawasan industri. Sumut kan punya KEK Sei Mangkei,” ucap Rosan.

Sebelumnya, untuk meningkatkan jumlah perusahaan asal Sumut melakukan IPO, BEI telah mengubah kantor perwakilan mereka di Medan menjadi Pusat Informasi Go Public (PIGP) BEI Medan. Hingga akhir tahun ini PIGP BEI Medan menargetkan mampu ‘mendekati’ enam perusahaan. Minimal agar perusahan-perusahaan tersebut berminat berkenalan dengan underwriter.

“Kendalanya biasanya konsolidasi antar para pemilik perusahaan. Faktor lainnya adalah pajak,” pungkas Kepala PIGP BEI Medan Pintor Nasution.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper