Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: AS dan Iran Bakal Pacu Suplai, WTI Tergelincir

Harga minyak mentah kembali tergelincir setelah Amerika Serikat mengisyaratkan peningkatan produksi dan Irak akan meningkatkan ekspor. Sentimen ini lebih unggul dibandingkan kesepakatan OPEC dalam membatasi produksi pada pekan lalu.
Ilustrasi/jibiphoto
Ilustrasi/jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah kembali tergelincir setelah Amerika Serikat mengisyaratkan peningkatan produksi dan Irak akan meningkatkan ekspor. Sentimen ini lebih unggul dibandingkan kesepakatan OPEC dalam membatasi produksi pada pekan lalu.

Pada perdagangan Senin (3/10) pukul 09:34 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2016 turun 0,3 poin atau 0,62% menjadi US$47,94 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Desember 2016 merosot 0,28 poin atau 0,56% menjadi US$49,91 per barel.

Menurut data Baker Hughs Inc., jumlah rig di AS mengalami kenaikan dalam lima minggu berturut-turut. Per akhir pekan lalu, Jumat (30/10), jumlah rig meningkat 7 titik menjadi 425 buah. Adapun tingkat produksi minyak mentah Paman Sam mencapai 8,5 juta barel per hari, berdasarkan data US Energy Information Administration (EIA).

Selain itu, sentiment negatif dating dari Iran yang ingin memacu ekspor minyak mentah menjadi 2,35 juta barel per hari, sehingga menambah surplus pasokan di pasar global. Sebelumnya, Iran mengirimkan minyak ke luar negeri sekitar 2,2 juta barel per hari.

Angus Nicholson, market analyst IG Ltd., menuturkan harga minyak mungkin akan diperdagangkan di kisaran US$45 – US$50 per barel. Pasar masih menunggu keputusan penstabilan pasar minyak global dalam rapat OPEC pada 30 November 2016.

“Pertanyaan utama ialah bagaimana kebijakan OPEC terkait pembatasan produksi dan bagaimana anggota sejalan dalam melakukan kesepakatan,” tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (3/10/2016).

Pekan lalu, harga minyak sempat mencatatkan kenaikan tertinggi sejak April 2016, karena OPEC untuk pertama kalinya menyepakati mengurangi produksi sejak 8 tahun terakhir. Kesepakatan informal ini dilakukan dalam agenda International Energy Forum di Aljazair.

OPEC sepakat mengurangi produksi menjadi sekitar 32,5 juta -- 33 juta barel per hari. Artinya, organisasi setuju memangkas pasokan baru sekitar 700.000 barel per hari dari level produksi sebelumnya sejumlah 33,24 juta barel per hari

Akan tetapi, Nigeria, Iran, dan Libya tetap dibebaskan memacu produksi setelah industri minyak mentah di dalam negeri masing-masing sempat terganggu. Iran baru diperbolehkan melakukan ekspor minyak kembali sejak Januari 2016, sedangkan produksi di Nigeria dan Libya terganggu oleh serangan teroris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper