Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan: Tax Amnesty Tangkis Sentimen Deutsche Bank

Keberhasilan program pengampunan pajak (tax amnesty) menangkis sentimen denda Deutsche Bank terhadap Indeks harga saham gabungan (IHSG).
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan program pengampunan pajak (tax amnesty) menangkis sentimen denda Deutsche Bank terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan progam amnesti pajak terbilang lebih tinggi dari ekspekstasi. Perolehan lebih dari 50% dinilai sebagai prestasi yang sangat mengesankan, bahkan bisa dibilang program tax amnesty paling berhasil di dunia.

Pekan ini sentimen terbesar dari dalam negeri adalah realisasi amnesti pajak yang berlawanan dengan tekanan pasar regional. Tekanan jual di lantai bursa mulai muncul setelah adanya berita Deutsche Bank.

Masuknya pelaku pasar asing ke bursa Indonesia diperkirakan berbelanja saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Saham-saham big caps diburu oleh investor asing terutama emiten penggerak IHSG.

Di pasar reguler, sambungnya, investor asing membukukan net buy terutama sejak program amnesti pajak. Dia memerkirakan, seperempat dana repatriasi senilai Rp20 triliun masuk ke lantai bursa melalui portofolio.

"Tahap pertama amnesti pajak sudah kelar, tahap kedua masih ada lagi. Sementara kemungkinan investor asing akan berhenti berbelanja dulu," tuturnya kepada Bisnis.com, Jumat (30/9/2016).

Pada akhir pekan, IHSG ditutup melemah 1,24% sebesar 67,15 poin ke level 5.364,8. IHSG terus bertahan di atas level 5.400 dan akhirnya menyerah di paruh kedua perdagangan harian akhir pekan ini.

Dalam sepekan, IHSG ditutup melemah 0,45% sebesar 24,1 poin dari level 5.388,91. Selama September, IHSG ditutup terkoreksi 0,40% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut melonjak tajam.

Sebaliknya, analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, menilai dana repatriasi dari amnesti pajak belum tampak masuk ke pasar modal. Pasalnya, sampai saat ini, dana deklarasi amnesti pajaklah yang jauh lebih besar.

IHSG pada akhir pekan, kata dia, ditutup melemah lantaran adanya sentimen denda Deutsche Bank. Bank tersebut tercatat sebagai bank terbesar ke-4 di Eropa dan ke-11 di dunia. Padahal, saat sentimen negatif Lehman Brothers, hanya berada di posisi ke-43 dunia.

"Denda bagi Deutsche Bank menjadi sumber ketakutan pelaku pasar. Tapi ditahan oleh adanya berita amnesti pajak. Grup Sinarmas dan Salim ikut juga tax amnesty, dana tebusan pemerintah sepertinya tercapai," kata dia secara terpisah.

Dia menyebutkan, investor asing ke depan masih wait and see, terutama realisasi amnesti pajak pada tahap pertama. Pelaku pasar asing itu masuk ke saham-saham big caps seperti HMSP, GGRM, BBRI, BMRI, BBCA, ASII, dan TLKM.

Analis PT HD Capital Tbk. Yuganur Wijanarko, menambahkan koreksi IHSG beberapa waktu terakhir telah rampung dan bersiap kembali menanjak. Koreksi IHSG selama September hingga level terendah 5.130 kembali reli ke 5.470.

"Kemarin sempat anteng di atas 5.330, seharusnya tidak akan ada lagi kejutan aksi penurunan heboh dari kaum bearish lagi hingga tahun depan," tuturnya. 

Berikut Pergerakan IHSG Bulanan 2016:

Bulan

Level

Perubahan (%)

September

5.364,80

-0,40

Agustus

5.386,08

+3,26

Juli

5.215,99

+3,97

Juni

5.016,65

+4,58

Mei

4.796,87

-0,86

April

4.838,58

-0,14

Maret

4.845,37

+1,56

Februari

4.770,95

+3,38

Januari

4.615,16

+0,48

Sumber: Bloomberg, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper