Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pipeline Rp22,1 Triliun Segera Meluncur

Pasar obligasi bakal diramaikan lagi oleh sembilan emisi obligasi korporasi senilai total Rp22,1 triliun yang didominasi oleh sektor perbankan
Ilustrasi./.Bisnis
Ilustrasi./.Bisnis

JAKARTA— Pasar obligasi bakal diramaikan lagi oleh sembilan emisi obligasi korporasi senilai total Rp22,1 triliun yang didominasi oleh sektor perbankan.

Sembilan emisi tersebut sudah masuk dalam pipeline obligasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari sembilan emisi obligasi tersebut, obligasi dengan nilai emisi paling besar berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. senilai Rp7 triliun. Bank berkapitalisasi pasar Rp301,6 triliun itu sudah mengajukan proposal obligasi ke OJK pada 21 September 2016.

Obligasi tahap I itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai total Rp20 triliun.

Surat utang bernilai emisi besar berikutnya akan dikeluarkan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) senilai Rp5 triliun. Selanjutnya, PT Angkasa Pura I (Persero) akan menawarkan surat utang senilai Rp3 triliun.

Perseroan sudah memasukkan pro posal pendaftaran obligasi ke OJK pada 14 September 2016. Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. bakal menawarkan obli gasi senilai Rp2,5 triliun ke pasar dan PT Bank UOB Indonesia akan menawarkan surat utang senilai Rp1,1 triliun.

Selanjutnya, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. bakal menawarkan obligasi senilai Rp1 triliun dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) akan mengeluarkan obligasi Rp1,5 triliun.

Selain obligasi konvensional, dalam pipeline obligasi OJK juga terdapat surat utang syariah atau sukuk yang akan ditawarkan BRI Syariah. Anak usaha BBRI itu menargetkan perolehan dana hasil penerbitan sukuk senilai Rp1 triliun.

Saat ini, berdasarkan catatan Bisnis, obligasi yang lagi ditawarkan di pasar yakni obligasi PT BFI Finance Indonesia senilai Rp1 triliun. Perusahaan pembiayaan bersandi saham BFIN itu menawarkan tiga seri obligasi. 

Obligasi berjangka 370 hari menawarkan kupon 8%-8,75%, obligasi tiga tahun menawarkan kupon 8,75%-9,5%, dan obligasi lima tahun menawarkan kupon 9%-9,75%.

Obligasi lain yang lagi masuk tahap penawaran awal (book-building) yakni surat utang yang ditawarkan PT Fast Food Indonesia Tbk. senilai Rp200 miliar. Pengelola restoran cepat saji KFC itu menawarkan obligasi bertenor lima tahun.

MANDAT PEFINDO

Pada bagian lain, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengantongi mandat surat utang senilai Rp51,2 triliun hingga akhir September 2016.

Vice President Division Head Corporate Ratings Pefindo Niken Indriasih menuturkan jumlah komposisi mandat yang diterima terdiri dari industri perbankan Rp20,8 triliun, perusahaan pembiayaan Rp16,7 triliun, dan korporasi serta sekuritas sekitar Rp13,5 triliun.

“Sebagian dari mandat tersebut akan dieksekusi tahun ini dan sebagian pada tahun depan, sebab ada yang menerbitkan obligasi ber kelanjutan,” ungkapnya, Kamis (29/9/2016).

Niken mengungkapkan antusias perusahaan untuk menerbitkan obligasi pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, Pefindo telah menerbitkan mandat sekitar Rp80 triliun.

Dia mengungkapkan angka Rp80 triliun tersebut telah melampaui mandat penerbitan pada 2015. Menurutnya, antusias perusahaan menerbitkan instrumen utang disebabkan oleh penurunan suku bunga bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan program pengampunan pajak.

Dari obligasi korporasi senilai Rp13,5 triliun, katanya, sektor paling besar diterbitkan oleh infrastruktur senilai Rp3 triliun. Dia mengungkapkan saat ini perusahaan, terutama persero tengah gencar melaksanakan program pemerintah untuk membenahi infrastruktur di Tanah Air.

Menurutnya, bila perusahaan menerbitkan obligasi pada tahun ini, cost of fund akan berkurang. Namun, tantangannya adalah mem berikan kupon yang menarik bagi calon investor.

Analis Pefindo Danan Dito menuturkan dalam waktu dekat pihaknya akan merilis mandat senilai Rp10 triliun. Adapun Pefindo memproyeksi total emisi pada tahun ini mencapai Rp110 triliun.

Adapun PT Angkasa Pura I (Per sero) dan PT Hutama Karya (Persero) berencana untuk menerbitkan obligasi pada tahun ini. Nilai emisi obligasi AP I direncanakan Rp3 triliun dan akan diterbitkan pada Desember 2016.

Sementara itu, Hutama Karya merancang penerbitan obligasi Rp1 triliun pada akhir tahun ini. PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga masih mengantongi penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp3 triliun yang berpotensi digulirkan pada tahun ini apabila tingkat yield tenor 3-5 tahun turun ke kisaran 8%.

Tak hanya obligasi, sejumlah BUMN memilih untuk menerbitkan medium term notes (MTN). MTN menjadi pilihan karena prosesnya lebih cepat dan tidak perlu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.

Baru-baru ini, PT LEN Industri (Persero) menerbitkan MTN senilai Rp50 miliar, Perum Perumnas Rp45 miliar, dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Rp300 miliar.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah MTN yang diterbitkan oleh BUMN dan anak usaha BUMN mencapai Rp2,7 triliun pada Agustus 2016 atau meningkat 33% dibandingkan dengan Rp2,05 triliun pada Agustus 2015.

Sepanjang tahun ini, nilai MTN yang diterbitkan oleh BUMN diperkirakan mencapai Rp14,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia (30/9/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper