Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terpantau melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (29/9/2016), seiring dampak lonjakan harga minyak mentah yang mempengaruhi kinerja mata uang ringgit Malaysia.
Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, melemah 0,65% atau 17 poin ke level 2.588 ringgit per ton pada pukul 10.01 WIB.
Harga minyak sawit sebelumnya dibuka dengan penguatan 0,40% atau 12 poin ke posisi 2.617.
Sementara itu, nilai tukar ringgit Malaysia terpantau menguat 0,61% ke 4,1130 per dolar AS pada pukul 10.15 WIB.
Nilai tukar ringgit menguat terhadap dolar AS akibat dampak melonjaknya harga minyak mentah yang mendorong prospek bagi eksportir minyak.
Pada perdagangan Rabu (28/9), harga minyak WTI kontrak November ditutup melejit 5,33% atau 2,38 poin ke US$47,05, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir melonjak hampir 6% ke US$48,69 per barel.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, mata uang ringgit Malaysia memimpin penguatan pada mata uang emerging markets setelah OPEC mencapai kesepakatan pendahuluan untuk mengurangi produksi minyak mentah yang meningkatkan prospek bagi eksportir energi dalam pertemuannya di Aljazair kemarin.
Pergerakan Harga CPO Kontrak Desember 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
29/9/2016 (Pk. 10.01 WIB) | 2.588 | -0,65% |
28/9/2016 | 2.605 | -2,18% |
27/9/2016 | 2.663 | -1,92% |
26/9/2016 | 2.715 | +1,46% |
23/9/2016 | 2.676 | -1,80% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel