Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dolar Amerika Serikat terpantau terus menguat pada perdagangan siang ini, Rabu (28/9/2016), di tengah penantian investor akan laporan data pesanan barang tahan lama (durable goods) demi menilai prospek kenaikan suku bunga AS.
Bloomberg Dollar Index yang memantau pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini dibuka naik tipis 0,03% atau 0,028 poin ke level 95,463.
Pergerakannya kemudian menguat 0,13% atau 0,120 poin ke level 95,555 pada pukul 11.17 WIB.
Sementara itu, nilai tukar yen Jepang terpantau melemah pada hari kedua di saat permintaan untuk aset aman (safe haven assets) menurun pasca debat pertama calon Presiden AS antara Hillary Clinton dan Donald Trump.
“Pergerakan pasar berubah-ubah kemarin, yaitu sebelum dan setelah debat Presiden AS, dan banyak investor yang berhenti dari perdagangan jangka pendek. Dolar mungkin akan menghadapi beberapa risiko penurunan sementara menjelang pemilu Presiden AS dan utamanya akan bergantung pada hasil jajak pendapat,” ujar David Forrester, ahli strategi valuta asing di Credit Agricole SA, Hong Kong, seperti dilansir Bloomberg hari ini.
Menurut prediksi rata-rata Ekonom dalam survey Bloomberg, tingkat pesanan barang tahan lama di AS turun 1,5% pada Agustus, setelah naik 4,4% pada bulan sebelumnya.
Prediksi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya pada Desember telah turun dari 61% sepekan lalu ketika Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan bahwa langkah mempertahankan suku bunga diambil demi memberi ruang bagi ekonomi untuk tumbuh.
Posisi indeks dolar AS
28 September (Pk. 11.17 WIB) | 95,555 (+0,13%) |
27 September | 95,435 (+0,14%) |
26 September | 95,297 (-0,19%) |
23 September | 95,477 (+0,03%) |
22 September | 95,448 (-0,22%) |
Sumber: Bloomberg Dollar Index
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel