Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amnesti Pajak Melesat, IHSG & Rupiah Kompak Melompat

Derasnya aliran dana realisasi amnesti pajak diyakini mendorong penguatan nilai tukar rupiah dan Indeks harga saham gabungan, seiring pelemahan dolar Amerika Serikat pasca debat perdana kandidat calon presiden Negeri Paman Sam.
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Derasnya aliran dana realisasi amnesti pajak diyakini mendorong penguatan nilai tukar rupiah dan Indeks harga saham gabungan, seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat pascadebat perdana kandidat calon presiden Negeri Paman Sam.

Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot dari data Bloomberg, ditutup menguat 0,66% sebesar 86 poin ke level Rp12.955 per dolar AS. Kurs rupiah sempat menguat ke level tertinggi Rp12.886 per dolar AS dan terlemah Rp13.042 per dolar AS.

Saat bersamaan, Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat tajam 1,26% sebesar 67,46 poin ke level 5.419,60. IHSG menguat pada sesi II dan berhasil menembus level 5.400 dengan pergerakan 5.295,66-5.419,60.

Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, mengatakan penguatan IHSG dan rupiah pada perdagangan kemarin terjadi akibat debat perdana kandidat Capres AS. Derasnya realisasi pengampunan pajak atau tax amnesty, menambah sentimen positif bagi market Indonesia.

"Dolar AS melemah karena hasil debat capres, masuknya dana repatriasi amnesti pajak juga mendorong IHSG dan rupiah," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (27/9/2016).

Hingga Selasa (27/9) pukul 21.00 WIB, uang tebusan dalam berdasarkan surat pernyataan harta tercatat Rp54,1 triliun atau 32,78% dari target Rp165 triliun, sedangkan realisasi tebusan berdasarkan surat setoran pajak Rp73,2 triliun. Adapun, deklarasi harta tercatat Rp2.506 triliun, meningkat lebih dari Rp600 triliun dalam satu hari.

Menurut dia, realisasi amnesti pajak menjadi bonus pendorong IHSG lantaran market kebanjiran likuiditas. Tingginya realisasi amnesti pajak berdampak positif bagi pasar modal dan nilai tukar rupiah.

Ekspektasi IHSG pada perdagangan kemarin berada pada kisaran 5.300-5.410. Namun, IHSG berhasil ditutup lebih tinggi dari perkiraan. IHSG memiliki sinyalemen penguatan meski dibayangi tekanan pada sesi I perdagangan.

Hijaunya lantai bursa terjadi seiring respons positif pelaku pasar terhadap debat perdana kandidat Capres AS. Pelaku pasar masih melakukan pencarian posisi untung setelah indeks terus tertekan beberapa waktu terakhir.

Hingga akhir pekan ini, sambungnya, IHSG masih berada di area koreksi di bawah up trend support 5.360-5.375. Akan tetapi, IHSG masih berpeluang menguat ke level 5.450 dengan range lebih lebar 5.300-5.450. Pelaku pasar disarankan mewaspadai saham-saham second liner yang sempat menguat saat IHSG terkoreksi.

Sementara itu, penguatan kurs rupiah diproyeksi berada pada kisaran Rp12.950 per dolar AS. Bank Indonesia dinilai memberikan intervensi bila terjadi penguatan berlebihan pada nilai tukar rupiah.

Kurs tengah Bank Indonesia menempatkan rupiah di level Rp13.027 per dolar AS. Nilai tukar rupiah terapresiasi 0,3% dari sebelumnya Rp13.067 per dolar AS.

Daewoo Securities memerkirakan nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp13.000 hingga akhir tahun ini. Emiten dengan eksposure impor besar diperkirakan akan memperoleh keuntungan seiring dengan pelemahan dolar AS. "Misalnya emiten farmasi karena bahan baku menjadi lebih murah dan margin lebih lebar," ucapnya.

Saat dihubungi terpisah, analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, mengatakan penguatan IHSG dan nilai tukar rupiah terjadi akibat debat perdana kandidat Capres AS Hillary Clinton melawan Donald Trump.

Dari dalam negeri, realisasi amnesti pajak menambah amunisi bagi lantai bursa dan mata uang Garuda. Deklarasi sejumlah pengusaha kakap Tanah Air membuat realisasi amnesti pajak melesat.

"Dari debat kandidat Capres AS, pelaku pasar melihat Clinton lebih bagus dan Trump justru mendapat sentimen negatif bagi market. Efek tax amnesty juga mendorong IHSG dan rupiah," kata dia.

Pelaku pasar dinilai nyaman dengan stabilitas nilai tukar rupiah. Sehingga, wajar saja bila BI melakukan intervensi saat kurs rupiah menguat di bawah level Rp13.000 per dolar AS.

Meski IHSG dan rupiah menguat, investor asing di lantai bursa masih melepas portofolio. Kemarin, investor asing membukukan net sell Rp503,01 miliar membuat capaian net buy sejak awal tahun menipis menjadi Rp33,8 triliun.

Sampai dengan akhir pekan ini, IHSG diproyeksikan akan berada di level 5.150-5.500 seiring menanti realisasi amnesti pajak tahap pertama. Sedangkan, kurs rupiah diproyeksi stabil di level Rp13.000 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper