Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAEF Agresif Utilisasi Aset

Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. akan lebih gencar melakukan utilisasi aset sebagai salah satu pengembangan usaha.
Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. akan lebih gencar melakukan utilisasi aset sebagai salah satu pengembangan usaha./Bisnis
Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. akan lebih gencar melakukan utilisasi aset sebagai salah satu pengembangan usaha./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. akan lebih gencar melakukan utilisasi aset sebagai salah satu pengembangan usaha.

Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma, mengatakan hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan aset perseroan yang ada. Namun di sisi lain menekan pengeluaran investasi mengingat utilisasi aset dilakukan secara built operate transfer (BOT), alias guna bangun serah di mana pihaknya selaku pemilik aset memberikan kuasa pada investor selama perjanjian.

Menurutnya, ada lebih dari 10 titik aset yang dimiliki perseroan berkode KAEF tersebut yang rencananya akan di BOT-kan. Aset tersebut menurutnya tersebar di Makassar, Bali, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan di wilayah Sumatra.

Meski demikian, pihaknya belum mau menyebut taksiran total pendapatan yang kelak bisa diraup dari pengembangan usaha utilisasi aset tersebut.

“Dananya dari mereka lewat BOT tidak mengeluarkan uang sama sekali. Luasnya saya tidak hafal tapi salah satunya pabrik Bandung kalau jadi pindah ke Banjarana bisa dioptimalkan,” tuturnya belum lama ini.

Dari catatan Bisnis, rencana utilisasi aset tersebut sebenarnya sudah diwacanakan perseroan setidaknya sejak 2014. Akan tetapi, hingga semester I/2016 data perseroan menyebut baru ada tiga aset perseroan yang mengalami perjanjian BOT yaitu Moxy Hotel di Bandung, rumah sakit di kawasan Saharjo, Jakarta, serta satu hotel di wilayah Matraman, Jakarta.

Sebelumnya untuk Moxy Hotel perseroan menggandeng PT Aura Nusantara Abadi (ANA). Hotel tersebut akan beroperasi akhir tahun ini. Bahkan untuk tahun pertama pengoperasian hotel tersebut, KAEF diperkirakan akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp800 juta.

Jumlahnya akan terus bertambah hingga kisaran Rp1,6 miliar per tahun selama 25 tahun. Setelah 25 tahun, hotel tersebut sepenuhnya akan menjadi milik Kimia Farma.

Adapun untuk pembangunan rumah sakit di Saharjo, Jakarta, perseroan merangkul PT Brawijaya Investama. Rumah sakit itu akan didirikan di lahan milik perseroan seluas 4.520 m².

 

Melalui kerjasama itu, KAEF akan mendapat kompensasi selama 20 tahun senilai Rp2,5 miliar untuk tahun pertama dan setelah 10 tahun dikatrol 5% dari selisih profit bersih. Rumah sakit ini diperkirakan beroperasi 2018.

 

Sementara itu, untuk pembangunan hotel di Matraman KAEF mengajak PT Primiera Anggada. Hotel tersebut akan berdisi di tanah seluas 3.000 m2. KAEF akan mendapatkan kompensasi selama 25 tahun secara tunai. Pada tahun pertama, KAEF akan mendapatkan Rp997,5 juta dengan kenaikan 2% tiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper