Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA CPO 23 SEPTEMBER: Ekspor Indonesia Diprediksi Melonjak, Sawit Melemah

Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, melemah 0,77% atau 21 poin ke level 2.704 ringgit per ton pada pukul 09.58 WIB.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terpantau melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (23/9/2016), menyusul laporan lonjakan ekspor minyak sawit dari Indonesia.

Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, melemah 0,77% atau 21 poin ke level 2.704 ringgit per ton pada pukul 09.58 WIB.

Pergerakan minyak sawit sebelumnya dibuka turun 0,18% atau 5 poin di posisi 2.720 ringgit per ton.

Pada perdagangan Kamis (22/9/2016), harga minyak sawit ditutup melesat 1,79% atau 48 poin ke posisi 2.725.

Seperti dilansir Bloomberg kemarin, jumlah ekspor minyak sawit dari Indonesia, produsen terbesar dunia, diperkirakan alami kenaikan terbesar dalam hampir dua tahun pada Agustus setelah China meningkatkan impor demi memenuhi permintaan.

Berdasarkan prediksi rata-rata dalam survey Bloomberg, ekspor minyak sawit Indonesia naik 20% menjadi 1,92 juta metik ton bulan lalu dari 1.596 juta ton pada Juli. Menurut data Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), kenaikan tersebut akan menjadi yang terbesar sejak Oktober 2014. 

Produksi minyak sawit juga diperkirakan naik 1,4% menjadi 2,82 juta ton pada Agustus dibandingkan dengan sebulan sebelumnya, sementara jumlah persediaan naik 1,1% ke 1,9 juta ton. Gapki direncanakan akan merilis data resminya sekitar akhir bulan ini.

Selain itu, menurut Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia(GIMNI), kembalinya curah hujan di sepanjang wilayah utara negara ini turut mendukung kenaikan produksi sementara wilayah bagian selatan tetap kering.

“Pasar minyak sawit dicengkeram oleh kepanikan jangka pendek panik dan tidak melihat ke depan pasca El Nino,” ujar James Fry, Ketua LMC Internasional, seraya menambahkan bahwa produksi CPO akan tumbuh secara musiman sampai November dan pulih dari dampak El Nino.

Sementara itu, nilai tukar ringgit pagi ini terpantau melemah 0,29% ke posisi 4,1215 per dolar AS pada pukul 10.12 WIB.

 

Pergerakan Harga CPO Kontrak Desember 2016

Tanggal

Level

Perubahan

23/9/2016

(Pk. 09.58 WIB)

2.704

-0,77%

22/9/2016

2.725

+1,79%

21/9/2016

2.677

-0,59%

20/9/2016

2.693

+1,93%

19/9/2016

2.642

+3,00%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper