Bisnis.com, JAKARTA--Mata uang dolar diprediksi memasuki tren bearish alias rentan terkoreksi setelah Federal Reserve memutuskan menunda kenaikan suku bunga pada September.
Pada perdagangan Jumat (23/9) pukul 20:38 WIB, indeks dolar AS naik 0,13% atau 0,128 poin menuju 95,572. Angka tersebut menunjukkan dolar sudah terkoreksi 3,1% sepanjang tahun berjalan.
Dalam publikasi risetnya, Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, memaparkan investor yang berharap bullish terhadap dolar AS terpaksa gigit jari. Dalam pengumuman hasil Federal Open Market Committee (FOMC), suku bunga dipertahankan antara 0,25%--0,50%,
"Keputusan pada Rabu (21/9) [Kamis pagi WIB] sesuai perkiraan pasar, dimana Federal Reserve mempertahankan suku bunga AS," ujarnya, Jumat (23/9/2016)
Ketidakpastian global memang membuat situasi finansial menjadi tidak stabil, sehingga bank-bank sentral mengambil posisi waspada. Walaupun keputusan untuk tidak meningkatkan suku bunga disambut hangat oleh pasar saham global, terpecahnya suara pejabat Fed cukup mengkhawatirkan.
Menurut Lukman, komentar yang bervariasi dan seringkali berlawanan arah dari para pejabat Fed sebelum rapat FOMC sudah menciptakan ketidakpastian tentang jadwal kenaikan suku bunga. Namun, karena tiga dari sepuluh anggota dengan hak suara menyuarakan tidak setuju, maka wacana pengerekan suku bunga pada Desember 2016 pun mencuat.
Suku bunga AS berpeluang untuk ditingkatkan pada Desember apabila data domestik dalam kuartal IV/2016 menunjukkan stabilitas. Mata uang dolar mungkin akan terus sensitif menjelang rapat FOMC Desember, karena investor memperkirakan langkah Fed berikutnya.
Dari sudut pandang teknikal, Indeks Dolar menjadi bearish pada rentang waktu harian. Penurunan di bawah 95,00 dapat membuka jalan menuju 94,00.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel