Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Fisik Karet Rilis Akhir September

Merosotnya harga karet sebesar 81,13% dari US$5,3 per kilogram pada 2011 menjadi US$1 per kilogram, membuat otoritas bakal merilis bursa fisik komoditas tersebut pada akhir September sebagai acuan di kawasan regional.
Lembaran karet./.Bisnis
Lembaran karet./.Bisnis

Bisnis.com, NUSADUA--Merosotnya harga karet sebesar 81,13% dari US$5,3 per kilogram pada 2011 menjadi US$1 per kilogram, membuat otoritas bakal merilis bursa fisik komoditas tersebut pada akhir September sebagai acuan di kawasan regional.

Chief Excutive Officer Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX) Megain Widjaja mengatakan pihaknya akan merilis bursa komoditas karet bersama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, pada 30 September 2016.

"Bulan ini tiga negara janjinya mau go live 30 september. Tapikan enggak gampang karena kami ini harus mengkordinasi antara kepentingan Thailand, Malaysia, dan Indonesia," katanya di sela-sela Indonesia Tin Conference & Exhibition (ITCE) di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/9/2016).

Dia menjelaskan, kesulitan berdirinya bursa fisik karet lantaran harus menyesuaikan dengan regulasi di tiga negara tersebut, sekaligus dengan pemangku kepentingan. Penyesuaian dinilai butuh proses yang tidak mudah.

Dia menargetkan, bursa fisik karet dapat beroperasi penuh pada akhir tahun ini. Pengoperasian secara penuh bursa karet itu direncanakan pada 26 Desember dengan target minimum 6 bulan.

Dia menyebut kesepakatan pembentukan bursa fisik karet dilakukan oleh tiga menteri dari negara-negara tersebut. Bursa karet yang akan menjadi rujukan harga regional itu diproyeksikan membuat kian stabil.

"Untuk menstabilkan harga karet bagaimana caranya membentuk sebuah standardisasi harga Asean. Jadi posisi powernya lebih banyak," tuturnya.

Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan untuk lebih menstabilkan harga, tiga negara produsen utama karet seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia sudah membuat Bursa karet regional Asia Tenggara. Keberadaan bursa diharapkan bisa membuat harga lebih stabil dan menahan pelemahan harga lebih lanjut ke depan.

Pengelola pasar fisik di bursa regional dari Indonesia akan diwakilkan oleh Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Pasalnya, BKDI sudah mengikuti berbagai sidang International Tripartie Rubber Council (ITRC) terkait bursa karet regional kurang lebih sejak empat tahun silam.

Berdasarkan data Bank Dunia, lima peringkat teratas produsen karet terbesar pada tahun lalu ialah Thailand sebanyak 4,47 juta ton, Indonesia 3,17 juta ton, Vietnam 1,02 juta ton, China 794.000 ton, dan Malaysia 722.000 ton.

Harga karet RSS3 pada tahun ini diprediksi senilai US$1,5 per kilogram, turun tipis dari 2015 sebesar US$1,56 per kilogram. Meskipun demikian, tren harga diperkirakan meningkat hingga menuju US$1,81 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper