Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Harga Emas: Putusan BoJ Gak Ngaruh, Pasar Tunggu The Fed

Harga emas berbalik menguat seiring dengan ekspektasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Rabu (21/9).
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas berbalik menguat seiring dengan ekspektasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Rabu (21/9). Meskipun demikian, pasar masih menunggu hasil rapat Bank Sentral AS untuk menentukan arah investasi ke depan.

Pada perdagangan Rabu (21/9) pukul 17:21 WIB harga emas gold spot naik 5,87 poin atau 0,45% menuju ke US$1.320,71 per troy ounce (Rp558.287 per gram).

Adapun harga jual emas Antam kemarin meningkat Rp1.000 per gram menjadi Rp563.000--Rp603.000 per gram. Sementara harga buyback stagnan di posisi Rp550.000 per gram.

David Govett, head of precious metals trading at Marex Spectron Group, mengatakan reli emas pada semester pertama 2016 tengah terhenti akibat ketidakpastian kebijakan moneter global. Pada pekan ini, investor akan berfokus pada keputusan rapat dari dua bank sentral, yakni The Fed dan Bank of Japan (BoJ).

Adapun probabilitas pengerekan suku bunga The Fed pada September 2016 hanya sebesar 22%, dibandingkan Desember 2016 sebesar 56%. "Pasar akan tetap tertuju pada rapat The Fed. Jadi persiapkan diri untuk pengumuman hasil rapat nanti," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/9/2016).

Tetsu Emori, President Emori Capital Management Inc., juga menyebutkan dampak Federal Open Market Committee (FOMC) lebih besar dibandingkan BoJ. Alhasil setelah pengumuman hasil rapat BoJ, pasar kembali berfokus kepada putusan The Fed.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dalam pidatonya menyampaikan, pihaknya akan memperluas basis moneter untuk mengejar target inflasi 2%. Suku bunga yang sebelumnya diproyeksikan kembali menurun tetap dipertahankan di level -0,1%.

"Hasil rapat BoJ yang belum semasif ekspektasi pasar membuat investor kembali mengalihkan perhatian kepada emas sementara menunggu putusan The Fed," papar Emori.

Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM dalam publikasi risetnya menuliskan, meski ekspektasi pasar dalam peningkatan suku bunga pada September terbilang kecil, tetap masih ada peluang The Fed mengerek suku bunga.

Sejumlah pejabat The Fed mengeluarkan komentar dalam beberapa pekan terakhir yang mengarah ke kecenderungan untuk meningkatkan suku bunga semakin kuat. Hal ini menyiratkan anggota FOMC akan berlawanan pendapat.

Rapat FOMC membuat dolar AS mengalami momentum beli, sedangkan emas rentan merosot. Pada perdagangan hari ini pukul 17:20 WIB, indeks dolar menurun 0,31 poin atau 0,03% menuju 95,988.

Dengan indeks dolar sedikit di bawah 96, lanjut Jameel, peningkatan suku bunga akan mendorong aksi beli. Apabila dolar semakin menguat, maka investor akan menjual emas yang telah dua kali mendekati batas bawah psikologisnya di level US$1.300 per troy ounce pada bulan ini.

"Apabila emas merosot di bawah US$1300, saya menduga investor akan berbondong-bondong memasuki posisi jual, sehingga terjadi momentum jual besar-besaran di seluruh komoditas logam," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper