Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kenaikan Suku Bunga AS Untungkan Jepang

Meskipun tidak diharapkan oleh pasar, tetapi pengerekan suku bunga Federal Reserve pada September 2016 diharapkan oleh Jepang.
Mata uang Jepang. /Reuters`
Mata uang Jepang. /Reuters`

Bisnis.com, JAKARTA--Meskipun tidak diharapkan oleh pasar, tetapi pengerekan suku bunga Federal Reserve pada September 2016 diharapkan oleh Jepang. Pasalnya, ketertarikan investor terhadap mata uang yen dapat berkurang.

Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM dalam publikasi risetnya, Selasa (20/9) menuliskan, meski ekspektasi pasar dalam peningkatan suku bunga pada Federal Open Market Committee (FOMC) September 2016 hanya sekitar 15%, tetap masih ada peluang The Fed mengerek suku bunga.

Sejumlah pejabat The Fed mengeluarkan komentar dalam beberapa pekan terakhir yang mengarah ke kecenderungan untuk meningkatkan suku bunga semakin kuat. Hal ini menyiratkan anggota FOMC akan berlawanan pendapat.

Peningkatan suku bunga AS pada September jelas akan membuat kontroversi dan mengguncang pasar. Namun demikian, Bank of Japan (BoJ) akan menyambut gembira langkah The Fed tersebut.

Naiknya suku bunga akan meningkatkan daya tarik dolar AS dan berimbas mengurangi ketertarikan terhadap yen. Apresiasi JPY sepanjang tahun 2016 menjadi masalah besar bagi perekonomian Jepang.

Reli yen berimbas mengurangi biaya impor Negeri Sakura sekaligus membuat ekspor kurang kompetitif. Selain itu, target inflasi 2% dari BoJ semakin jauh panggang dari api, sehingga pemerintah dan bank sentral sepakat untuk melakukan intervensi melalui stimulus.

"BoJ saat ini sangat terdesak untuk mengeluarkan solusi yang bisa memperlemah mata uangnya. Masalahnya, diperlukan perubahan sentimen pasar agar BoJ dapat memperlemah JPY tanpa perlawanan dari investor. Artinya, peningkatan suku bunga AS dan perubahan sentimen pasar akan menjadi hal yang sangat menggembirakan bagi Jepang," jelas Jameel.

Pada perdagangan Selasa (20/9) pukul 18:46 WIB mata uang yen meningkat 0,04% menuju ke 101,97 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper