Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo: MAYA Kantongi Rating idA- dengan Outlook Negatif

PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat idA- untuk PT Bank Mayapada Internasional Tbk. dan merevisi prospek peringkat korporasi dari stabil ke negatif.
Bank Mayapada di Solo/wikimapia
Bank Mayapada di Solo/wikimapia

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat idA- untuk PT Bank Mayapada Internasional Tbk. dan merevisi prospek peringkat korporasi dari stabil ke negatif.

Berdasarkan keterangan resmi Pefindo yang dikutip Sabtu (10/9/2016), obligasi subordinasi III/2013 Bank Maya Internasional tetap menyandang peringkat idBBB+ dan idBBB untuk obligasi subordinasi IV/2014 yang masih beredar. Peringkat obligasi dan korporasi tersebut berlaku pada periode 6 September 2016-1 September 2017.

"Peringkat merefleksikan posisi bisnis MAYA yang moderat dan likuiditas yang memadai. Peringkat dapat naik jika MAYA mampu memperkuat profil bisnisnya dan meningkatkan kualitas asetnya secara substansial dan konsisten," tulis analis Pefindo Putri Amanda dan Danan Dito.

Lebih lanjut, penurunan outlook emiten berkode saham MAYA ini didukung oleh ekspektasi terkendalinya indikator kualitas aset bank yang berkelanjutan meskipun kredit dalam perhatian khusus berfluktuasi.

"Bank mampu mempertahankan performa rasio kredit bermasalah pada level 2% per 30 Juni 2016, di bawah rata-rata industri perbankan 3,1%," tulisnya.

Tingkat non performing loan itu, lanjut analis Pefindo, dapat dicapai dengan kebijakan pengawasan kredit yang kuat kendati ada tekanan makroekonomi yang sulit. Pefindo memperkirakan rasio kredit bermasalah MAYA tetap bertahan pada tingkat di bawah 3%.

Terkait obligasi MAYA yang berada pada peringkat idBBB, Pefindo menjabarkan MAYA memiliki memampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan. Namun, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.

Pefindo menggarisbawahi faktor pembatas peringkat MAYA terletak pada kredit dalam perhatian khusus yang berfluktuasi, tingginya eksposur dari kredit sektor korporasi, dan ketergantungan pendanaan yang tinggi terhadap deposito berjangka.

Hingga Juni 2016, MAYA mengantongi total aset sebesar Rp52,25 triliun dan laba bersih Rp548,8 miliar.

"Peringkat dapat turun jika ada penurunan pada profil kualitas aset dan permodalan bank," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper