Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah mampu ditutup menguat tipis 0,01% atau 1 poin ke 13.269 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2016).
Dalam tiga hari perdagangan terakhir, rupiah selalu saja mengubah posisinya secara drastis di ujung perdagangan, termasuk pada hari ini.
Satu jam sebelum tutup, rupiah masih melemah 18 poin, dan saat penutupan rupiah mampu berbalik menguat 1 poin.
Tentunya ekspektasi kenaikan Fed rate yang mempengaruhi pergerakan idneks dolar AS, masih menjadi salah satu sentimen utama pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 0,01% atau 1 poin ke 13.269 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2016).
Rupiah telah bergerak pada kisaran 13.232 - 13.308 sepanjang perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah melemah 0,14% atau 18 poin ke 13.288 per dolar AS seiring pergerakan IHSG menjelang penutupan perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2016).
Nilai tukar rupiah masih tertekan 0,11% atau 14 poin ke level Rp13.284 per dolar AS.
Pelemahan ini terjadi saat kurs Asia juga cenderung melemah
Nilai tukar rupiah melemah 0,09% atau 12 poin ke 13.282 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2016).
Bank Indonesia mematok kurs tengah di posisi Rp13.269 per dolar AS terapresiasi 0,23% atau 31 poin dari posisi Rp13.300 per dolar AS kemarin.
Kurs jual ditetapkan di Rp13.335 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.203 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp132.
Sementara itu, pergerakan mayoritas mata uang di Asia terpantau bervariasi terhadap dolar AS.
Penguatan paling tajam terhadap dolar AS dialami oleh yen Jepang dengan 0,16% dan dolar Taiwan sebesar 0,04%.
Adapun pelemahan paling tajam terhadap dolar AS di antaranya dialami oleh won Korea Selatan dengan 0,54% dan ringgit Malaysia yang turun 0,29%.
Nilai tukar rupiah terpantau juga melemah meski tipis sebesar 0,05% atau 8 poin ke 13.277 per dolar AS pada pukul 11.06 WIB.
Adapun BPS baru saja merilis data deflasi Agustus 2016 sebesar 0,02% setelah pada bulan sebelumnya terjadi inflasi 0,69%.
Adapun secara tahunan laju inflasi tercatat 2,79% turun dari sebelumnya 3,21%.
IHSG semakin tertekan 0,85% atau 45,69 poin ke level 5.340,39.
Adapun BPS baru saja merilis data deflasi Agustus 2016 sebesar 0,02% setelah pada bulan sebelumnya terjadi inflasi 0,69%.
Adapun secara tahunan laju inflasi tercatat 2,79% turun dari sebelumnya 3,21%.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan konsensus Bloomberg yang memprediksi Indeks harga konsumen bulanan pada Agustus 2016 tercatat inflasi sebesar 0,04%. Perkiraan tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 9 ekonom.
Adapun, laju tahunan inflasi pada Agustus diprediksi sebesar 3,10% yang diperoleh dari survey sebanyak 20 ekonom.
Sementara itu, survei inflasi BI di minggu ketiga Agustus yang menunjukkan deflasi -0,06% yang jika angka itu bertahan hingga akhir bulan, maka inflasi Agustus 2016 hanya akan mencapai 2,75% YoY.
Pergerakan nilai tukar rupiah terpantau berbalik melemah hingga 0,11% atau 15 poin ke 13.285 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (1/9/2016).
Nilai tukar rupiah terpantau menguat tipis 0,08% atau 10 poin ke 13.260 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (1/9/2016).
Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis 0,04% atau 5 poin ke 13.275 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (1/9/2016).
Namun, tidak berapa lama kemudian spot rupiah berbalik menguat meski tipis sebesar 0,02% atau 2 poin ke 13.268 per dolar AS.