Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU EMITEN 25 AGUSTUS: Berikut Aksi Enam Saham

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (25/8/2016).
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront  Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (25/8/2016).

Octavianus  Marbun, Analis PT Waterfront  Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/8/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:

  • Cum Stock Split BIMA 1:2 Pada 25 Agustus
    PT Primarindo Asia Infra Tbk (BIMA) mulai memperdagangkan harga nominal saham baru di pasar reguler dan negosiasi pada 29 Agustus 2016. Untuk awal perdagangan saham di pasar tunai pada 1 September 2016. Perseroan akan memecah nominal saham seri A dari Rp500 menjadi
    Rp250 dan seri B dari Rp400 menjadi Rp200 per saham.

 

  • Pendapatan Usaha BLTA Turun 93,5%
    PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) mengalami penurunan tajam pendapatan usaha sebesar 93,5% menjadi US$8,545 juta hingga periode Juni 2016 dibandingkan pendapatan usaha periode hingga Juni tahun lalu yang sebesar US$131,84 juta. Beban pelayaran turun menjadi US$2,18 juta dari US$45,23 juta dan laba bruto diraih US$952 ribu dari US$33,04 juta periode Juni tahun lalu. Rugi sebelum pajak tercatat US$4,15 juta dibandingkan laba sebelum pajak US$26,37 juta periode Juni tahun sebelumnya. Namun perseroan mencatat beban keuangan hanya US$1,03 juta dari US$47,12 juta periode Juni tahun sebelumnya. Hal itu membuat rugi
    tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD5,24 juta turun dari rugi periode sama tahun sebelumnya US$20,75 juta.

 

  • DMAS Targetkan Tambahan Penjualan Lahan 10 Ha
    PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) tetap meningkatkan penjualan lahan industri meskipun target penjualan 50 hektare sudah terpenuhi pada awal bulan ini. Perseroan menargetkan tambahan penjualan seluas 10 hektare dalam empat bulan mendatang. Perseroan tengah melakukan
    penjajakan dengan sejumlah investor untuk penjualan lahan seluas satu hingga lima hektare di Greenland International Industrial Center (GIIC) , kawasan industri milik perseroan. Permintaan lahan masih disumbang oleh sektor yang terkait dengan otomotif.

 

  • WIKA Targetkan Dana Segar Dari IPO Rp6,15 Triliun
    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) segera menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4,03 miliar lembar saham dengan estimasi dana yang diterima perseroan hingga Rp6,15 triliun. Estimasi jumlah dana yang akan diterima oleh perseroan dalam PMHMETD I ini adalah sekitar Rp6,15 triliun. Harga pelaksanaan dan rasio HMETD akan ditentukan oleh direksi perseroan dengan persetujuan dewan komisaris. Perseroan memiliki hak untuk melakukan perubahan pada ketentuan-ketentuan HMETD ini dengan mempertimbangkan perubahan atas keadaan dan faktor-faktor lain yang dianggap sesuai. Ketentuan-ketentuan penerbitan HMETD dalam PMHMETD I, termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final dari saham yang akan ditawarkan akan diumumkan pada waktunya. HMETD dapat diperdagangkan mulai 12 Oktober 2016 sampai dengan 18 Oktober 2016.

 

  • PGAS Targetkan Salurkan Gas 1.902 MMSCFD
    PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menargetkan penyaluran gas bumi mencapai 1.902 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2019. Pemanfaatan gas sebanyak 1.902 MMscfd tersebut akan menciptakan penghematan bagi pelanggan sebesar Rp110,9 triliun per tahun.
    Sepanjang tahun 2015 penyaluran gas PGAS mencapai 1.586 MMscfd dengan nilai penghematan Rp88 triliun ke pelanggan. Penyaluran gas 1.902 MMscfd itu dengan total panjang pipa 8.656 km. Saat ini pipa gas yang dibangun dengan biaya sendiri tanpa mengandalkan APBN mencapai lebih dari 7.100 km.

 

  • Kupon Obligasi BMRI Berkisar 7,75% -8,9%

    PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan merilis obligasi berkelanjutan I tahap I dalam tiga seri, seri A bertenor 5 tahun dengan kisaran kupon 7,75- 8,25%, seri B 7 tahun berkisar 8,15-8,65% dan seri C bertenor 10 tahun berkisar 8,40-8,90%. Penerbitan obligasi memiliki target
    indikatif Rp5 triliun sebagai bagian dari upaya diversifikasi dan perbaikan struktur pendanaan bank dalam jangka panjang. Namun secara keseluruhan, rencana penerbitan obligasi ini sebesar Rp14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun 2016-2018 mendatang

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper