Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR: Sentimen Negatif Global Mendominasi, Rupiah Melemah

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 30 poin di level Rp13.252 pada perdagangan Rabu (24/8/2016).
Rupiah ditutup melemah./.Reuters
Rupiah ditutup melemah./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup melemah 30 poin di level Rp13.252 pada perdagangan Rabu (24/8/2016).

Rupiah berakhir terdepresiasi 0,23% atau 30 poin ke posisi Rp13.252 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah juga dibuka di level Rp13.250 per dolar AS pada pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp13.235– Rp13.287 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini bertolakbelakang dengan US Dollar Index yang terpantau menguat 0,01 poin  atau 0,01% ke level 94,55 pada pukul 16.05 WIB. Penguatan indeks dolar AS terjadi sejak di awal pekan ini.

Sementara itu, pelemahan rupiah juga sejalan dengan pelemahan mata uang negara Asia lainnya. Terlihat dolar Singapura melemah 0,0014%, dolar Taiwan melemah 0,0037%, peso Filipina melemah 0,022%, rupee India menlemah  0,05% dan dolar Hong Kong yang melemah 0,0001%.  Kemudian, won Korea Selatan juga melemah 6,50% dan ringgit Malaysia yang melemah 0,002%.

Hans Kwee, analis PT Investa Saran Mandiri mengatakan pelemahan rupiah bersamaan dengan mata uang Asia lainnya pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Dari global, selain penantian pidato gubernur bank sentral AS Janet Yellen di Jackson Hole pada 26 Agustus 2016 terkait kenaikan suku bunga banks sentral tersebut, penguatan indeks dolar AS juga menjadi penyebab.

“Indeks dolar AS menguat seiring adanya optimisme kenaikan suku bunga the Fed. Meski lebih banyak yang memperkirakan kenaikan suku bunga the Fed pada Desember 2016, bukan September 2016, pasar terlihat panik,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (24/8/2016).

Selain itu, turunnya harga komoditas minyak juga membuat rupiah ikut melemah. Adapun, data Bloomberg menunjukkan harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2016 pada Rabu (24/8/2016) pukul 16.00 WIB tercatat melemah 1,68% ke level US$47,49 per barrel.

Seperti dilansir Bloomberg hari ini, pergerakan positif indeks dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama sejalan dengan prediksi para pedagang yang menempatkan 28% probabilitas untuk penaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS tersebut pada September.Sementara prediksi penaikan suku bunga untuk Desember adalah 54%.

“Pasar tampaknya tetap skeptis bahwa The Fed akan melakukan penaikan suku bunga pada bulan-bulan mendatang. Pidato Yellen Jumat ini memiliki kapasitas untuk mengubah pergerakan dolar, adanya sinyal bahwa The Fed memang akan mengarah menuju kenaikan suku bunga di September diharapkan dapat memulihkan pergerakan dolar secara signifikan,” papar tim strategi BNP Paribas SA dalam risetnya hari ini.

Seperti diketahui, Gubernur The Fed Janet Yellen dijadwalkan akan berpidato dalam pertemuan tahunan para ekonom dan bankir di Jackson Hole, Wyoming pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper