Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Harga Emas Berbalik Menguat

Harga emas berbalik naik setelah tiga sesi perdagangan sebelumnya menurun setelah dolar merosot ke level terendah sejak Juni 2016 akibat kusamnya data penjualan ritel Amerika Serikat. Rentang harga emas dalam waktu dekat diprediksi berkisar US$1.330-US$1.350 per troy ounce.
Emas batangan. /Reuters
Emas batangan. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas berbalik naik setelah tiga sesi perdagangan sebelumnya menurun setelah dolar merosot ke level terendah sejak Juni 2016 akibat kusamnya data penjualan ritel Amerika Serikat. Rentang harga emas dalam waktu dekat diprediksi berkisar US$1.330-US$1.350 per troy ounce.

Pada perdagangan Senin (15/8) pukul 19:22 WIB harga Gold Spot naik 03,28 poin atau 0,25% menjadi US$1.339,25 per troy ounce. Adapun emas Comex kontrak Desember 2016 meningkat 2,5 poin atau 0,19% menjadi US$1.345,6 per troy ounce.

Dalam waktu yang sama, indeks dolar terkoreksi 0,17% menuju ke 95,562. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan indeks dolar melemah 3,11%.

Jonathan Butler, precious metals strategist pada Mitsubishi Corp., mengatakan harga emas baru-baru ini tertekan menjelang rilis kebijakan Federal Reserve atau Fed Minutes pada Rabu (17/8). Pertemuan tersebut nantinya mengisyaratkan soal pengerekan suku bunga Bank Sentral AS.

Menurutnya, hasil Fed Minutes turut menentukan harga emas ke depan. Adapun rapat Federal Open Market Committee (FOMC) akan berlangsung 21-22 September 2016.

Secara teknikal, emas perlu menembus level psikologis US$1.366 per troy ounce, atau level tertinggi pada Juli 2016 untuk mengonfirmasi tren kenaikan. Namun, sejauh ini harga bertahan di kisaran US$1.350 per troy ounce.

"Akibatnya investor menjadi lebih skeptis terhadap batu kuning, meskipun sudah mencatatkan pertumbuhan 26% sepanjang tahun berjalan," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/8/2016).

Terkini, harga emas dan mayoritas komoditas lainnya terdorong oleh pelemahan dolar sebagai ekses buruknya data penjualan ritel AS. Departemen Perdagangan AS menyebutkan angka penjualan ritel periode Juli 2016 stagnan, dibandingkan dengan Juni 2016 yang meningkat 0,8% (m-o-m).

Sebelumnya, survei Bloomberg memperkirakan kenaikan penjualan bisa mencapai 0,4% (m-o-m). Adapun penjualan ritel yang tidak termasuk mobil melesu 0,3% (m-o-m) yang menjadi posisi terendah sejak awal 2016.

Sementara itu, kepemilikan emas di bursa menurun 13 ton menuju 2.026,9 ton pada Jumat (12/8). Angka ini menunjukkan penyusutan sebesar 0,6% pada pekan lalu yang menjadi penurunan persentase terbesar sepanjang tahun berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper