Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappebti Proyeksi Transaksi Rp99,55 Triliun

Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) Kementerian Perdagangan memproyeksikan nilai transaksi bursa berjangka pada 2019 bisa menembus Rp99,55 triliun dengan volume 10,81 juta lot.
Kepala Bappebti Kemendag, Bachrul Chairi (kiri). /bappebti
Kepala Bappebti Kemendag, Bachrul Chairi (kiri). /bappebti

Bisnis.com,  YOGYAKARTA--Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) Kementerian Perdagangan memproyeksikan nilai transaksi bursa berjangka pada 2019 bisa menembus Rp99,55 triliun dengan volume 10,81 juta lot.

Kepala Bappebti Bahrul Chairi berjanji pihaknya tengah berupaya meningkatkan kenyamanan dan keamanan investor untuk meningkatkan transaksi di bursa berjangka. Dia pun tak menampik bahwa bursa berjangka di Indonesia masih memperoleh image yang kurang baik.

"Bursa berjangka komoditi memang masih mendapatkan image kurang baik. Nasabah peru diberikan lebih. Hak nasabah akan lebih diprioritaskan," tuturnya, Minggu (14/8/2016).

Pada 2019, Bappebti memproyeksikan komposisi transaksi terdiri dari kontrak multilateral 3,27 juta lot atau 30,28% dan kontrak SPA sebanyak 7,53 juta lot atau 69,72%.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan fisik Bappebti Kemendag Pantas Lumban Batu mengungkapkan volume transaksi kontrak berjangka pada Juni 2016 mencapai 3,59 juta lot, tumbuh 15,99% year on year dari posisi 3,09 juta lot.

Adapun nilai kontrak berjangka pada paruh pertama 2016 senilai Rp50,62 triliun, tumbuh 0,23% secara year on year dari posisi Rp50,5 triliun.

Sedangkan transaksi multilateral pada Juni 2016 mencapai 719.663 lot, tumbuh 24,22% dibandingkan periode yang  sama 2015 sebesar 579.342 lot. Adapun nilai transaks multilateral Juni 2016 senilai Rp 8,95 triliun, turun 0,06% secara year on year dari posisi Rp8,96 triliun.

Pantas mengungkapkan pihaknya akan mengoptimalkan kontrak berjangka primmer dan pasar fisik yang diminati seperti kopi, CPO, olein, emas, batubara, timah dan rumput laut. Selain itu, pihaknya akan meningkatkan kinerja market maker berskala besar termasuk BUMN di bursa berjangka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper