Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Emas Melonjak Tertinggi Dalam Tiga Tahun

-Setelah sempat stagnan bahkan menurun pada minggu sebelumnya, dalam lima sesi terakhir kepemilikan emas di bursa bertambah 27,5 ton. Pertumbuhan ini menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah sempat stagnan bahkan menurun pada minggu sebelumnya, dalam lima sesi terakhir kepemilikan emas di bursa bertambah 27,5 ton. Pertumbuhan ini menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pada perdagangan Rabu (3/8/2016) pukul 11:35 WIB harga emas Gold Spot naik 1,48 poin atau 0,11% menuju US$1.365,05 per troy ounce. Angka ini menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga bertumbuh 28,64%.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/8/2016) kepemilikan emas di bursa meningkat 7,646 ton menuju 2.023,73 ton. Padahal, pada lima sesi perdagangan sebelumnya, yakni Selasa (26/7/2016) aset batu kuning berada di level 1.996,16 ton.

Raleigh Finlayson, managing director Saracen Mineral Holdings Ltd., menyampaikan investor menunggu rilis data pekerja AS atau non-farm payrolls (NFP) yang dirilis Jumat (5/8/2016). Dengan hasil PDB Paman Sam pada kuartal II/2016 yang mengecewakan, investor terus menambah aset haven seperti emas.

Kurang apiknya data ekonomi juga membuat proyeksi Federal Reserve menaikkan suku bunga semakin mengendur. Akibatnya, reli harga emas semakin terbuka seiring dengan pelemahan dolar AS.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan cukup sulit memprediksi laporan NFP terkini. Pasalnya, data dalam tiga bulan terakhir menunjukkan fluktuasi yang lebar.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, NFP periode April sebesar 160.000, anjlok dari bulan sebelumnya sejumlah 208.000. Adapun pada Mei, angka hanya mencapai 38.000 yang menjadi level terendah sejak September 2010.

Data pekerja baru memberikan hasil positif pada Juni setelah melesat ke 287.000 atau level tertinggi sejak November 2015. Menurut sejumlah analis, Putu menyampaikan, NFP periode Juli diprediksi cenderung melemah, yakni 80.000.

Meskipun demikian, turunnya penyerapan tenaga kerja berkebalikan dengan kenaikan gaji sebesar 0,2% (mom). Bila hasil NFP bisa menembus 200.000, maka dolar bakal meningkat sehingga memberikan tekanan besar kepada emas.

Oleh karena itu, pasar akan tertuju kepada rilis NFP sementara oleh perusahaan swasta yang dipublikasikan Rabu (3/8/2016). "Ini akan menjadi proyeksi rilis NFP resmi Jumat nanti," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper