Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BATU BARA: Pertambangan Sulsel Sumbang Rp374 Miliar Tahun Ini

Sektor pertambangan mineral dan batu bara di Sulawesi Selatan diproyeksikan mampu menyumbang PNPB sebesar Rp374,97 miliar hingga akhir tahun ini kendati terjadi pelemahan harga maupun produksi komoditas
Batu bara/Bisnis-Rahmatullah
Batu bara/Bisnis-Rahmatullah

Bisnis.com, MAKASSAR - Sektor pertambangan mineral dan batu bara di Sulawesi Selatan diproyeksikan mampu menyumbang PNPB sebesar Rp374,97 miliar hingga akhir tahun ini kendati terjadi pelemahan harga maupun produksi komoditas.

Sekretaris Dinas ESDM Sulsel, Syamsul Bachri, mengatakan performa sektor pertambangan pada tahun ini masih cenderung melemah sehingga penerimaan iuran atau PNPB bakal melambat.

Sejauh ini, penerimaan negara bukan pajak (PNPB) sektor pertambangan minerba Sulsel hanya mampu terhimpun sebesar Rp33,56 miliar atau hanya 8,61% terhadap total target yang dipatok hingga akhir 2016.

"Hampir seluruh komoditas minerba itu harganya turun di pasar global, produksi dan penjualan tentu juga masih rendah. Tetapi kita perkirakan penerimaan bisa meningkat di semester kedua ini," katanya, Rabu (20/7/2016).

Syamsul mengemukakan realisasi PNPB sektor pertambangan di Sulsel dalam tiga tahun terkahir terus mencatatkan peningkatan yang cukup tinggi kendati harga komoditas minerba cenderung melemah diikuti penurunan produksi penjualan.

Pada 2013, realisasi PNPB sektor pertambangan di Sulsel mencapai Rp52,28 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp136,82 miliar lalu kembali meningkat secara signifikan pada tahun berikutnya dengan realisasi mencapai Rp302,11 miliar.

Menurut Syamsul, tren pertumbuhan realisasi PNPB dalam beberapa tahun terakhir diestimasi bisa berlanjut pada tahun ini kendati performa penerimaan masih berada pada angka 8,61%.

"Tekanan harga untuk komoditas minerba diakui cukup sulit dihindari, tetapi kami yakin di semester kedua ini bisa lebih baik. Apalagi PNPB untuk semester pertama secara keseluruhan masih dalam tahap laporan rill nya, pasti akan lebih tinggi lagi," papar Syamsul.

Langkah optimalisasi juga tengah dilakukan secara intensif diantaranya penertiban IUP yang bermasalah sebagai bagian dari pembenahan sistem pengelolaan sektor pertambangan di daerah tersebut.

Hingga paruh pertama tahun ini, Dinas ESDM Sulsel telah mencabut sebanyak 70 IUP bermasalah di beberapa daerah termasuk yang berkategori tumpang tindih dengan kebijakan lintas pemda.

"Selain kita cabut karena bermasalah, sebanyak 108 IUP juga sudah habis masa berlakunya. Sehingga hingga saat ini, tersisa 502 IUP yang aktif," paparnya.

Sekedar diketahui, penyumbang terbesar PNPB sektor pertambangan di Sulsel bersumber dari PT Vale Indonesia Tbk., di mana emiten dengan kode perdagangan INCO itu secara tahunan memberikan andil sekitar 90%.

Kabid Pertambang ESDM Sulsel, Selle Hafidz, mengatakan besarnya kontribusi perseroan sejalan dengan skala produksi yang terbesar di Sulsel dibandingkan dengan pemegang IUP lainnya di daerah tersebut.

"Tahun lalu, Vale merealisasikan pembayaran iuran lebih dari Rp200 miliar. Tetapi tahun ini sedikit melemah, apalagi harga nikel di pasaran masih berfluktuasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper