Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Brexit: Ekonomi Inggris & Jerman Kusam, Emas & Yen Kembali Menanjak

Setelah sempat menurun pada perdagangan pagi, emas dan yen mengalami penguatan di sore hari seiring dengan dibukanya bursa Eropa.
Data ekonomi Inggris & Jerman kusam, harga emas & yen kembali menanjak./Reuters
Data ekonomi Inggris & Jerman kusam, harga emas & yen kembali menanjak./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat menurun pada perdagangan pagi, emas dan yen mengalami penguatan di sore hari seiring dengan dibukanya bursa Eropa. Harga kedua aset haven menghijau menyusul rilis data inflasi Inggris dan sentimen investasi ekonomi Jerman yang masih kusam.

Pada perdagangan Selasa (19/7/2016) pukul 18:06 WIB harga emas Gold Spot meningkat 0,22% atau 2,92 poin menuju US$1.331,77 per troy ounce. Dalam waktu yang sama, pasangan JPY-USD naik 0,04% atau 0,45 poin menjadi 106,112 per dolar AS.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures, menuturkan proyeksi ekonomi Eropa masih kurang apik setelah Inggris memutuskan Brexit. Seperti yang sudah diprediksi, rilis data terbaru di Jerman dan Britania Raya pada Selasa (19/7/2016) belum memberikan hasil positif.

Centre for European Economic Research (Zentrum für Europäische Wirtschaftsforschung/ ZEW) atau lembaga riset yang mengukur tingkat sentimen para investor di Jerman dan Eropa menyampaikan, laporan Juli 2016 menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

Indikator sentimen ekonomi Jerman pada Juni merosot 26 poin (m-o-m) menjadi -6,8 poin. Angka ini merupakan level terendah sejak November 2012.

Dalam publikasinya, Selasa (19/7), Presiden ZEW Achim Wambach mengatakan, keputusan Brexit mengejutkan pasar finansial. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian, sehingga menekan penurunan ekonomi Jerman.

"Secara khusus, Brexit membebani prospek ekspor dan stabilitas bank serta sistem finansial Eropa," tutur Achim, seperti dikutip Bisnis.com.

Data indikator sentimen ekonomi zona Eropa juga terkoreksi 34,9 poin (m-o-m) menjadi -14,7 poin. Adapun indeks penilaian terhadap situasi saat ini di Jerman dan Eropa masing-masing tergelincir 4,7 dan 2,4 menuju ke 49,9 serta -12,4 poin.

Sementara itu, Office for National Statistics (ONS) melansir, harga barang di Inggris yang diestimasi dalam Producer Price Index terus menurun sepanjang 2016. Pada periode enam bulan pertama, harga barang yang diproduksi UK turun 0,4%, dibandingkan pada Mei sebesar 0,6%.

Adapun harga keseluruhan material dan bahan bakar terkoreksi 0,5% pada semester I/2016, naik dari penurunan 4,4% pada bulan sebelumnya.

Suluh mengatakan, pada perdagangan bursa Asia dari pagi hingga siang, pasar cenderung positif sehingga posisi emas sebagai aset commodity haven dan yen laksana currency haven masih memerah. Namun, situasi berubah ketika pasar Eropa berjalan.

"Ketika ada data negatif dari Eropa, pasar cenderung berubah mengejar kembali aset haven, meskipun pergerakan dolar positif," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (19/7/2016).

Pada perdagangan hari ini pukul 17:58 WIB, indeks dolar meningkat 0,204 poin atau 0,21%. Level tersebut merupakan posisi tertinggi sejak Maret 2016.

Menurutnya, meski terbatas dengan membaiknya proyeksi data AS dan China, harga emas cenderung stabil di atas level US$1.330 per troy ounce. Sebelumya, batu kuning sempat melonjak ke posisi US$1.360 per troy ounce setelah pengumuman Brexit pada 24 Juni 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper