Bisnis.com, JAKARTA -- Emas akan kembali menjadi instrumen safe haven primadona pasca referendum Inggris memutuskan untuk keluar dari zona Euro. Tren penguatan harga emas diprediksi akan berlanjut hingga dua pekan ke depan.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, harga emas Gold Spot melanjutkan tren penguatannya sebesar 1,47% menjadi US$1.341 per troy ounce atau level tertinggi sejak September 2013.
Harga emas mulai menunjukkan tren penguatan sejak 23 Juni 2016, terhitung sejak saat itu sampai pekan lalu harga logam mulia sudah melonjak 4,52%.
Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan harga emas berpotensi besar melanjutkan tren penguatannya seiring aksi pasar yang cenderung hati-hati pasca fenomena Brexit. Pasar akan melihat kinerja perdana menteri baru Negeri Ratu Elizabeth dan sejauh apa ekonomi Inggris bisa stabil.
"Selain itu, kondisi ekonomi global yang masih melambat berpotensi membuat beberapa bank sentral di belahan dunia akan melakukan pelongggaran moneter. Dengan situasi itu, harga emas berpotensi terus melanjutkan penguatan hingga US$1.343," ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (2/7).
Senada dengan Ibrahim, Lukman Otunuga, analis FXTM, mengatakan harga emas berpotensi tetap dalam tren penguatan secara fundamenta dan bisa semakin kokohh apabila isu Brexit terus mendorong pasar menghindari aset investasi berisiko.
"Banyaknya hal yang belum terjawab terkait dampak pasca Brexit membuat pasar cenderung berhati-hati sekali," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel