Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tuju Kenaikan Kuartalan Tertinggi Dalam 7 Tahun

Harga minyak menuju kenaikan kuartalan terbesar dalam tujuh tahun terakhir seiring spekulasi surplus global yang mulai mereda. Pembatasan suplai terutama terjadi di Amerika Serikat sebagai produsen terbesar di dunia.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menuju kenaikan kuartalan terbesar dalam tujuh tahun terakhir seiring spekulasi surplus global yang mulai mereda. Pembatasan suplai terutama terjadi di Amerika Serikat sebagai produsen terbesar di dunia.

Pada perdagangan Kamis (30/6/2016) pukul 14:57 WIB harga minyak WTI kontrak Agustus 2016 turun 0,46 poin atau 0,9% menuju US$49,43 per barel. Dalam waktu yang sama, harga minyak Brent kontrak Agustus 2016 merosot 0,46 poin atau 0,91% menjadi US$50,15 per barel.

Harga telah meningkat sekitar 29% di triwulan kedua 2016 yang menjadi kenaikan terbesar sejak Juni 2009. Faktor utama yang memengaruhinya ialah ekspektasi menurunnya surplus global.

Paman Sam, sebagai produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia, secara konsisten mengurangi level produksi harian berikut persediaan di dalam negeri.

Data U.S. Energy Information Administration (EIA) menyebutkan persediaan minyak mentah AS per Jumat (24/6) merosot 4,053 juta barel dari pekan sebelumnya menuju ke 526,573 juta barel. Angka ini merupakan level terendah sejak awal Maret 2016.

Tingkat produksi dalam waktu yang sama juga terkoreksi 55.000 barel menjadi 8,622 juta barel per hari. Angka tersebut merupakan volume terkecil sejak September 2014.

Hong Sung Ki, Commodities Analyst Samsung Futures Inc., menuturkan pasar minyak mentah global menuju keseimbangan seiring dengan perlambatan produksi dan meningkatnya permintaan di kuartal II/2016.

"Perkiraan permintaan minyak mentah dalam waktu dekat akan menyesuaikan dengan sentimen Brexit yang meningkatkan volatilitas. Namun, pasar tetap berusaha menyeimbangkan," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/6/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper