Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan ditutup menguat tipis 0,03% atau 1,48 poin ke level 4.836,05 pada perdagangan hari ini, Senin (27/6/2016).
Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 4.795,96 – 4.846,4.
IHSG melemah di awal perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau melemah 0,63% atau 30,52 poin ke level 4.804,05 pada pukul 08.55 WIB,
Pergerakan IHSG terjadi saat pasar terus mempelajari efek menangnya suara Brexit pada referendum Inggris.
Namun, pasar juga tengah berharap tax amnesty bisa disahkan besok.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,03% atau 1,48 poin ke level 4.836,05. Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 4.795,96 – 4.846,42.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis 0,09% ke 4.839,15. Sementara itu di pasar Asia Tenggara, indeks FTSE Straits Times Singapura menguat 0,21%, adapun indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,16%, dan indeks SE Thailand menguat 0,87%.
Menutup perdagangan sesi I, IHSG berakhir di zona merah dengan melemah 0,38% atau 18,37 poin ke level 4.816,2.
Menjelang penutupan perdagangan sesi I, IHSG masih melemah 0,36% atau 17,18 poin ke level 4.817,39.
Dalam sejam pertama perdagangan, IHSG masih terpantau melemah 0,52% atau 25,06 poin ke level 4.809,51. Namun, pelemahan sedikit menipis dibandingkan dengan pelemahan di awal dagang.
Tim Riset Samuel Sekuritas Indonesia juga memprediksi tekanan jual masih akan terjadi pada perdagangan saham hari ini.
Hal itu seiring dengan bursa global dan regional Asia yang tertekan menyusul keputusan UK keluar dari Uni Eropa.
"Ketidakpastian dari Brexit yang mewarnai bursa global dan berimbas pada IHSG," paparnya dalam riset.
IHSG dibuka melemah pada awal perdagangan pekan ini, Senin (27/6/2016).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau melemah 0,63% atau 30,52 poin ke level 4.804,05 pada pukul 08.55 WIB,
Pergerakan IHSG terjadi saat bursa Asia dan global tertekan seiring investor mencermati dampak pascaputusan Brexit di akhir pekan lalu.
Bursa Asia di luar Jepang pagi ini masih terpantau melemah seiring berlanjutnya dampak negatif Brexit pada pasar finansial global. Adapun bursa AS dan Eropa juga terpantau tertekan di akhir pekan lalu pascaputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Indeks MSCI Asia Pacific, di luar Jepang, turun 0,3% dan memperpanjang penurunan pasca berjatuhannya bursa saham global pada perdagangan Jumat.
Indeks Standard & Poor’s 500 anjlok 3,6% ke 2.037,30 pada penutupan perdagangan Jumat, terbesar sejak 24 Agustus 2016 dan indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 611,21 poin atau 3,4% ke 17.399,86.
Bursa Eropa juga tertekan dengan indeks Stoxx Europe 600 yang anjlok 7% pada penutupan akhir pekan lalu.
Seperti dilansir oleh Bloomberg, kemenangan untuk Brexit (British exit) mengguncang pasar global pada hari Jumat didukung oleh hilangnya total senilai lebih US$2,5 juta dari nilai ekuitas. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengundurkan diri dan delapan anggota Partai Buruh dengan pimpinan Jeremy Corbyn berhenti di tengah seruan untuk kejatuhannya.
Sementara itu, Sekretaris Negara AG John Kerry bertolak ke Brussel dan London hari ini di saat Nicola Sturgeon, Menteri Pertama Skotlandia yang telah memilih untuk bertahan di Inggris menyebutkan kemungkinan adanya referendum kedua atas kemerdekaan dari Inggris Raya.
“Investor melihat perkembangan lebih lanjut atas akibat Brexit,” ujar Bernard Aw, ahli strategi IG Asia Pte. “Kekhawatiran utama saya adalah terkait dengan Brexit, terutama atas kemungkinan lebih banyak referendum dari negara-negara Uni Eropa (lainnya). Apabila skenario itu memberi traksi, kita bisa menyaksikan lebih banyak penghindaran risiko di pasar global. "