Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi IHSG: Brexit Reda, BI Rate & LTV Dorong Sektor Properti Melesat

Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) ke level 6,5% dan pelonggaran loan to value (LTV) mendorong saham sektor properti melesat dalam dua pekan terakhir.
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) ke level 6,5% dan pelonggaran loan to value (LTV) mendorong saham sektor properti melesat dalam dua pekan terakhir.

Rekapitulasi PT Bursa Efek Indonesia, hingga perdagangan Jumat (24/6), saham sektor properti melonjak 4,67% dalam dua pekan terakhir. Indeks sektor properti melesat dari 505,24 ke level 528,86 dalam dua pekan.

Saham sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan, sepanjang tahun berjalan tercatat naik 10,46%. Kenaikan itu masih di bawah sektor pertambangan yang meroket hingga 28,04% year-to-date.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin dan relaksasi LTV membuat sentimen positif sektor properti dan konstruksi. Dua sektor ini bertahan di tengah sentimen keputusan referendum hengkangnya Inggris (British Exit/Brexit).

Tidak hanya BI Rate dan LTV, pergerakan saham sektor properti dan konstruksi juga didorong oleh asumsi bakal disahkannya Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) oleh DPR pada pekan ini. Bila UU Tax Amnesty ini disahkan, sektor properti dan konstruksi diproyeksi bakal diuntungkan terlebih dahulu.

"Sektor properti paling bisa bertahan karena pelaku pasarnya lokal. Brexit tidak mampu menekan sektor ini," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (26/6/2016).

Berbeda dengan sektor pertambangan yang harus memantau dampak Brexit terhadap harga minyak mentah dunia. Bila pukulan terhadap harga minyak mentah cukup keras, tentu saham-saham sektor pertambangan juga bakal ditinggalkan.

Menurutnya, pengesahan UU Tax Amnesty dikhawatirkan akan molor lantaran menjelang libur lebaran. Jika pengesahan itu mundur, saham-saham sektor properti akan kembali terkoreksi seiring sentimen negatif Brexit.

Satrio menilai, sentimen negatif Brexit yang menekan lantai bursa global tampak tidak terlalu keras memukul Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung stagnan ditengarai lantaran pelaku pasar asing tidak besar.

Sepanjang pekan lalu, IHSG hanya turun 0,01% cenderung stagnan ke level 4.834,57. Perdagangan akhir pekan, IHSG ditutup terkoreksi 0,82% lantaran adanya kepanikan mengikuti bursa saham regional.

Meski terkoreksi, investor asing justru mengakumulasi pembelian saham dengan mencatatkan net buy Rp587,29 miliar. Bahkan, investor asing membukukan net buy Rp1,43 triliun sepanjang pekan lalu.

Sejak awal tahun, investor asing mencatatkan posisi net buy menembus Rp8,08 triliun. Transaksi investor asing sepanjang tahun berjalan mencapai Rp301,4 triliun dan domestik Rp376,3 triliun.

"Investor asing di papan reguler membukukan net sell sekitar Rp100 miliar. Selasa-Kamis lalu, investor asing net buy Rp600 miliar hingga Rp600 miliar," tuturnya.

Posisi investor asing di lantai bursa saat ini mencapai Rp5 triliun hingga Rp8 triliun. Pekan ini, investor asing diproyeksi akan melepas portofolio dengan mencatatkan net sell seiring ketidakpastian Brexit.

Pekan ini, IHSG diproyeksi bergerak pada level support 4.750-4.740 dan 4.650-4.700. Pelaku pasar dinilai tengah dalam kondisi tidak kuat dan dikhawatirkan akan ada koreksi sedikit dalam.

Sementara itu, level resistance IHSG ditargetkan berada pada 4.875-4.850. Bila level tersebut berhasil ditembus, sentimen negatif Brexit diperkirakan telah selesai.

Adapun, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak pada level resistance Rp13.700 per dolar AS hingga Rp13.800 per dolar AS. Koreksi kurs rupiah dinilai wajar meskipun berpotensi hingga kembali menyentuh level Rp14.000 per dolar AS.

Terpisah, analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, nuansa libur panjang lebaran terlihat mulai terasa, rentang konsolidasi terlihat masih belum akan ditinggalkan oleh IHSG.

"Potensi kenaikan masih terlihat cukup kuat jika kita melongok capital inflow yang masih terus terjadi, ditambah dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih terlihat cukup stabil," ucapnya.

Meski di tengah pengumuman Brexit yang akhirnya menunjukkan ketidakpastian dan sempat memberikan tekanan terhadap pergerakan pasar modal di hampir seluruh belahan dunia, dampaknya dinilai hanya sementara.

Dia menilai masih akan ada proses pascakeputusan tersebut yang tentunya akan membuat market lebih tenang dalam pergerakannya. Market diperkirakan akan kembali stabil dengan level support 4.802. Walaupun sempat tertembus, namun masih terlihat cukup kuat dengan target resistance berada pada level 4.904.

Menurut dia, antisipasi libur panjang tentunya wajib diperhatikan. Ditambah oleh tekanan yang terjadi dalam market global, serta harga komoditas, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor jangka menengah panjang untuk melakukkan akumulasi beli, mengingat pengaruh global terlihat hanya akan berdampak temporer, serta IHSG diperkirakan berpotensi melakukan teknikal rebound.

Tabel: Rekapitulasi Indeks sektoral sepekan 20-24 Juni 2016:

Indeks

Level

Perubahan (%)

IHSG

4.834,57

-0,01

Bisnis-27

411,12

+0,38

Agribisnis

1.727,68

-1,07

Pertambangan

1.038,52

+0,86

Industri Dasar

410,16

-2,17

Aneka Industri

1.134,46

+0,94

Barang Konsumsi

2.293,37

-0,60

Properti & Real Estate

528,86

+2,37

Infrastruktur

1.083,96

-1,24

Keuangan

671,07

+0,59

Perdagangan & Jasa

840,18

+0,44

Sumber: PT Bursa Efek Indonesia, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper