Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bumi Resources (BUMI) Mulai Bangkit

Saham PT Bumi Resources Tbk. ibarat bangkit dari kuburnya. Tercatat dalam tujuh hari terakhir, saham BUMI meroket hingga 72% menyentuh level Rp86 per lembar.
Lokasi penambangan PT Bumi Resources Tbk/Reuters
Lokasi penambangan PT Bumi Resources Tbk/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Saham PT Bumi Resources Tbk. ibarat bangkit dari kuburnya. Tercatat dalam tujuh hari terakhir, saham BUMI meroket hingga 72% menyentuh level Rp86 per lembar.

Direktur & Head of Equity Brokerage Division PT Henan Putihrai Hendra Martono menuturkan lonjakan saham BUMI beberapa waktu terakhir patut diwaspadai kembali terjerembab ke level "gocap".

"Kalau ada saham yang naiknya fantastis, hati-hati karena turunnya pasti drastis," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (15/6/2016).

Saham entitas Grup Bakrie itu memang dalam beberapa waktu terakhir bangkit dari level terendah Rp50 per lembar. Pola lonjakan sama dengan yang terjadi pada Oktober 2015 yang meroket 66% ke level Rp83 per lembar, kemudian tersungkur kembali.

Dia menuturkan, manajemen BUMI menawarkan kepada China Investment Corporation (CIC) dengan 5,2 miliar saham sebesar 9,63% dari total ekuitas perseroan. Sehingga, bila dihitung harga saham BUMI dilego senilai Rp1.149 per lembar.

Harga yang dipatok itu, sambungnya, tentu jauh dari level Rp50 per lembar yang selama ini dilego di lantai bursa. Para pedagang saham BUMI memprediksi CIC akan mengerek harga hingga level Rp1.149 per lembar demi memperoleh keuntungan bila dijual di pasar.

Meski memungkinkan untuk dikerek hingga Rp1.149 per lembar, lonjakan harga saham BUMI dinilai sulit terwujud. Dalam beberapa hari terakhir, volume transaksi saham BUMI berturut-turut mencapai 21 miliar, 123 miliar, 258 miliar, 138 miliar, dan 121 miliar lembar saham.

"Kalau tujuan investor ritel untuk mencari capital gain dalam waktu dekat itu boleh. Tapi, mereka harus tahu, ada kemungkinan untuk berbalik ke level Rp50 per lembar," ucapnya.

Lonjakan harga saham BUMI itu membuat PT Bursa Efek Indonesia menetapkan status unusual market activity (UMA). BEI menilai telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham BUMI di luar kebiasaan pada 14 Juni 2016.

Direktur & Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan perseroan masih menghadapi proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang sedang berlangsung.

"Rencana agenda voting untuk menyetujui perdamaian pada 27 Juni 2016 dan pengesahan direncanakan pada 30 Juni 2016," tulisnya dalam laporan kepada otoritas pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper