Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubes Norwegia: Indonesia Berpeluang Pimpin Dunia

Indonesia berpeluang menjadi pemimpin dunia dalam pengembangan komoditas yang lestari dan berkelanjutan melalui kemitraan di berbagai tingkat.
Lahan gambut. /cwacwa
Lahan gambut. /cwacwa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berpeluang menjadi pemimpin dunia dalam pengembangan komoditas yang lestari dan berkelanjutan melalui kemitraan di berbagai tingkat.

Demikian keterangan pers dari Duta Besar  Norwegia Stig Traavik, Minggu (29/6/2016).

Sebelumnya Traavik bersama Dubes Belanda Rob Swartbol  menghadiri peluncuran “Kemitraan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Komoditas untuk Kalimantan Barat”. 

Terkait potensi Indonesia tersebut, Traavik mengatakan bahwa Norwegia terus berkomitmen membantu setiap inovasi yang mendorong kemitraan untuk mendorong produktivitas komoditas yang ada di Provinsi Kalbar.

Kemitraan itu tidak saja bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi juga untuk melindungi hutan dan gambut serta mengatasi tantangan kebakaran hutan dan lahan di Kalbar.

Menurut keterangan pers tersebut, dia juga mengapresiasi kemitraan tersebut, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia ‎Rob Swartbol menilai kemitraan juga perlu diperkuat di sisi demand (permintaan) dan bukan hanya di sisi supply (penawaran). 

"Tanpa demand atas produk yang berkelanjutan, tidak ada dorongan akan pasokan komoditas yang berkelanjutan," ujarnya.

Menurutnya, pendekataan berbasis lansdscape yang mencakup multipihak adalah kunci sukses kemitraan.

Selain itu, insentif untuk petani kecil dan masyarakat menjadi penting sehingga kesejahteraan mereka terjamin dan bisa berkontribusi dalam perlindungan lingkungan.

Deputi Kepala Staf Presiden RI Yanuar Nugroho ‎ mengatakan bahwa transparansi dalam pengelolaan pembangunan termasuk dalam pembangunan berkelanjutan berbasis komoditas sangatlah penting.

"Karena masukan dari banyak pihak termasuk kemitraan akan menjadi modal yang memperkuat pembangunan itu sendiri," ujarnya. 

Dia menambahkan bahwa green investment dengan bunga rendah yang disertai kemudahan lainnya  merupakan komponen utama untuk mempercepat transformasi komoditas ke arah yang lebih ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper