Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toba Bara (TOBA) Milik Luhut Pandjaitan Akan Bangun PLTU Senilai US$260 Juta

Emiten tambang batu bara milik Luhut Binsar Pandjaitan, PT Toba Bara Sejahtra Tbk. tengah memproses ekspansi pembangkit listrik berkapasitas maksimum 200 Megawatt dengan investasi mencapai US$200 juta hingga US$260 juta.
Pembangkit listrik/Antara
Pembangkit listrik/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tambang batu bara milik Luhut Binsar Pandjaitan, PT Toba Bara Sejahtra Tbk. tengah memproses ekspansi pembangkit listrik berkapasitas maksimum 200 Megawatt dengan investasi mencapai US$200 juta hingga US$260 juta.

Direktur Utama Toba Bara Sejahtra Justarina Naiborhu mengatakan ekspansi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan diumumkan dalam waktu dekat. Targetnya, kepastian memasuki bisnis listrik dimulai tahun ini.

"Sudah penjanjakkan, akan segera diumumkan. Kami masuk ke power plant di bawah 200 MW secara bertahap," katanya saat berbincang dengan Bisnis.com, Jumat (28/5/2016).

Rencananya, emiten bersandi TOBA itu akan membangun proyek PLTU sendiri, bukan di mulut tambang, tanpa membentuk usaha patungan. Penjualan listrik akan dijual kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Diperkirakan pembangunan power plant akan memakan waktu 30-36 bulan. Bisnis setrum diproyeksi bakal memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan dalam tiga tahun mendatang.

Ekspansi emiten milik Luhut Binsar Pandjaitan itu ke sektor kelistrikan atas dasar pertimbangan penjualan batu bara perseroan mendapatkan kepastian pembeli. Perseroan ingin mengambil bagian dalam rencana pemerintah membangun megaproyek PLTU sebesar 35.000 MW.

"Kami usahakan batu bara untuk power plant dari Toba Bara biar ada sinergi. Ke depan, untuk penjualan batu bara sudah ada market yang sudah fixed," tuturnya.

Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra Pandu Sjahrir menuturkan investasi power plant diperkirakan mencapai US$1 juta hingga US$1,3 juta per Megawatt. Sehingga, total kebutuhan dana pembangunan proyek power plant diperkirakan mencapai US$200 juta sampai US$260 juta setara Rp3,54 triliun (kurs Rp13.638 per dolar AS).

"Kami mencari dana dari pihak ketiga dan ekuitas. Dari kas internal sekitar 20%-30%. Sisanya dari pinjaman bank lokal dan asing," tuturnya.

Menurutnya, salah satu bank badan usaha milik negara (BUMN) telah siap mengucurkan dana pinjaman bagi perseroan untuk proyek power plant. Namun, dia belum bersedia menyebutkan bank yang telah memberikan komitmen pendanaan tersebut.

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$10 juta dari kas internal. Hingga kuartal I/2016, serapan Capex mencapai US$2 juta hingga US$3 juta untuk pemeliharaan.

Perseroan pada tahun ini juga membidik akuisisi perusahaan tambang baru sebagai aksi anorganik. Dana akuisisi bakal berasal dari kas internal sebesar US$48 juta dan pinjaman perbankan bila diperlukan.

Toba Bara pada tahun ini menargetkan produksi batu bara sebanyak 5 juta ton hingga 7 juta ton dengan stripping ratio 11-12 kali. Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatat volume penjualan 6,4 juta ton dengan produksi batu bara 6,1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper