Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI EMAS: Jika Sampai Tinggalkan Level 1.250, ke Mana Harga Bakal Berlabuh?

Harga emas yang terkoreksi tiga minggu berturut-turut dapat jatuh lebih dalam bila melewati level US$1.250 per troy ounce
Harga emas terus turun ditekan sentimen Fed./.
Harga emas terus turun ditekan sentimen Fed./.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas yang terkoreksi tiga minggu berturut-turut dapat jatuh lebih dalam bila melewati level US$1.250 per troy ounce.

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/5) harga emas Comex untuk kontrak Juni 2016 stagnan di level US$1.252,9 per troy ounce. Adapun emas Gold Spot merosot 2,77 poin atau 0,22% menjadi US$1.251,98 per troy ounce. Harga keduanya menunjukkan level terendah sejak 27 April 2016.

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, menyampaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir sangat dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan suku bunga AS. Dengan meningkatnya ekspektasi pengambilan langkah oleh Fed, harga dapat semakin tertekan.

Walaupun tarik ulur yang sengit antara sisi bearish dan bullish mungkin menyebabkan pergerakan tak menentu, tapi kejatuhan harga di bawah US$1250 dapat menjadi penentu kemenangan investor bearish.

"Pasalnya, posisi tersebut akan mendorong penurunan lebih lanjut menuju US$1225," ujarnya dalam publikais riset yang dikutip Bisnis.com, Minggu (22/5/2015).

Pasar finansial pun mengalami volatilitas sangat tinggi karena notulen rapat FOMC yang bernada hawkish. Notulen ini membangkitkan ekspektasi bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS di triwulan kedua.

Data ekonomi AS memang tampak menguat dengan bangkitnya tingkat penjualan ritel dan kenaikan inflasi yang memberi peluang bagi investor bullish USD. Namun, sentimen pesimistis masih ada karena laporan ketenagakerjaan periode April yang tidak menggembirakan.

Lukman menyimpulkan, kemampuan Fed untuk mendorong spekulasi akan peningkatan suku bunga AS di kuartal II/2016 memang patut diperhitungkan. Akan tetapi, faktor fundamental yang kurang baik dan ketidakstabilan ekonomi global dapat mengganggu upaya bank sentral AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper