Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pernyataan the Fed Jungkalkan Harga Emas

Harga emas merosot setelah melakukan reli selama tiga sesi perdagangan akibat prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve yang menguatkan dolar. Daya tarik logam mulia sebagai investasi alternatif pun terpukul.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas merosot setelah melakukan reli selama tiga sesi perdagangan akibat prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve yang menguatkan dolar. Daya tarik logam mulia sebagai investasi alternatif pun terpukul.

Pada perdagangan Rabu (18/5) pukul 18:23 WIB harga emas Comex untuk kontrak Juni 2016 turun 1,5 poin atau 0,12% menjadi US$1.275,40 per troy ounce. Adapun emas Gold Spot merosot 4,75 poin atau 0,37% menjadi US$1.274,2 per troy ounce.

Presiden Federal Reserve Atlanta Dennis Lockhart dan Presiden Federal Reserve San Francisco John Williams menyampaikan kenaikan suku bunga tetap bisa dilakukan sebanyak dua kali pada tahun ini. Pernyataan ini dibenarkan Preseiden Fed Dallas Robert Kaplan yang menuturkan peningkatan Fed Rate akan dilakukan dalam waktu dekat.

Berdasarkan data Fed Fund Futures, probabilitas kenaikan suku bunga pada bulan depan naik dari 4% pada Senin (16/5) menjadi 10%. Mayoritas atau 65% memprediksi kenaikan terjadi pada akhir 2016, dari sebelumnya 75% di awal 2017.

John Meyer, Analyst SP Angel Corporate Finance LLP, menyampaikan aktivitas konsumsi AS yang mengejutkan mendukung pernyataan hawkish atau penaikkan suku bunga dari The Fed. Data biaya hidup Paman Sam pada April menujukkan peningkatan dalam tiga tahun terakhir.

"Faktor-faktor itu secara alami membuat pasar mewaspadai kenaikan suku bunga The Fed beserta dolar yang menguat," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (18/5/2016).

Federal Open Market Committee's (FOMC) akan digelar pada 14-15 Juni 2016. Namun, notulensi rapat atau Fed Minutes akan diumumkan pada Kamis (19/5) dini hari WIB.

Survei Bloomberg memprediksi Fed Rate akan bertahan di level 0,50% pada pertemuan Juni nanti. Dari jajak pendapat kepada 70 ekonom, 47 partisipan atau 67% berpendapat suku bunga tidak bergeming.

Sebanyak 22 narasumber atau 6,75% berpendapat FFR naik 25 basis poin, sedangkan sisanya atau hanya 1% memprediksi suku bunga meningkat 50 basis poin.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menuturkan, meskipun presiden The Fed memberikan pernyataan bernada hawkish, pertemuan FOMC pada Juni diprediksi tidak akan menghasilkan kenaikan suku bunga. Alasannya, bank sentral AS masih memperhitungkan untung rugi dampak peningkatan FFR ke pasar global.

"Juni saya rasa masih aman [tidak ada kenaikan suku bunga]. Kenaikan suku bunga tahun ini mayoritas memprediksi hanya sekali, karena The Fed memperhitungkan dampaknya terhadap dunia," tuturnya.

Sepanjang 2016, emas telah menjadi komoditas favorit dengan kenaikan 17% pada kuartal pertama. Menurutnya, sentimen utama yang mendorong ialah penundaan kenaikan FFR, sehingga dolar melemah dan pasar beralih kepada aset haven.

Ke depan tren kenaikan harga emas moderat, karena peningkatan sudah terlalu tinggi sejak awal tahun. Hingga akhir 2016 emas maksimal hanya mencapai level US$1.300 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper