Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Senin (2/5/2016) ditutup melemah 0,63% atau 30,26 poin ke level 4.808,32.
Saat membuka perdagangan, IHSG melemah 0,20% atau 9,62 poin ke level 4.828,96.
Hal ini sejalan dengan pergerakan bursa AS dan Asia yang melemah.
Meski BPS merilis deflasi April terbesar sejak tahun 2000, IHSG tak mampu ke zona hijau.
Sentimen global sepertinya masih membebani gerak IHSG, seperti kebijakan stimulus BoJ dan Fed yang membuka peluang kembali dinaikkannya suku bunga pada rapat Juni 2016.
Indeks harga saham gabungan ditutup melemah 0,63% atau 30,26 poin ke level 4.808,32.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,7% atau 34,97 poin ke level 4.803,61 menjelang penutupan perdagangan.
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG masih melemah 0,73% atau 35,26 poin ke level 4.863,33.
Hingga siang ini, seluruh sektor masih melemah dipimpin sektor infrastruktur 2,9%.
Mengakhiri sesi I perdagangan siang ini, Senin (2/5/2016), IHSG turun 0,72% atau 34,81 poin ke level 4.803,77.
Pelemahan IHSG sedikit menipis menjadi 0,69% atau 33,48 poin ke level 4.805,11.
Badan Pusat Statistik juga baru saja merilis data Indeks Harga Konsumen Bulanan yang tercatat deflasi 0,45% per April 2016 (m-o-m), yang merupakan deflasi tertinggi tiap periode April sejak 2000.
Terkendalinya harga bahan makanan dan penurunan tarif transportasi membuat siklus deflasi pada April kembali terjadi.
IHSG kian tertekan dalam sejam pertama perdagangan dengan turun 1,33% atau 64,55 poin ke level 4.774,04.
Sembilan sektor yang ada seluruhnya melemah dipimpin sektor infrastruktur dan industri dasar dan kimia yang masing-masing terkoreksi 2,53% dan 2,18%.
Membuka perdagangan hari pertama bulan ini, Senin (2/5/2016), indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,20% atau 9,62 poin ke level 4.828,96.
Hal ini sejalan dengan pergerakan bursa AS dan Asia yang melemah pagi ini.
Badan Pusat Statistik akan mengumumkan angka inflasi pada siang ini. Berdasarkan jadwal agenda dilaman resminya, Kepala BPS Suryamin diagendakan untuk memberikan paparan publik pada pukul 11.00 WIB.
Adapun materi yang akan disampaikan adalah Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi April 2016, Indeks Harga Perdagangan Besar April 2016,
Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah April 2016, Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Maret 2016, Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang serta Mikro dan Kecil Triwulan I-2016, dan Perkembangan Indeks Harga Produsen Triwulan I-2016.
Sementara itu, sepuluh ekonom yang disurvei Bisnis pada Minggu (1/4), memproyeksi Indonesia akan kembali mencatatkan deflasi dengan median 0,29% (mtm) atau inflasi 3,76% (yoy).
Proyeksi deflasi ini sekaligus membalikkan pola musimannya setelah April tahun lalu tercatat inflasi 0,36%, tertinggi sejak tujuh tahun terakhir
Seluruh ekonom kompak menyatakan bahwa deflasi kali ini disokong oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. Pada saat yang bersamaan, ada momentum panen raya.