Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

XL Axiata Yakin Rights Issue Diserap Pasar

PT XL Axiata Tbk. optimistis penerbitan saham baru maksimal 2,75 miliar saham akan diserap pasar secara maksimal.
XL Axiata
XL Axiata

Bisnis.com, JAKARTA -- PT XL Axiata Tbk. optimistis penerbitan saham baru maksimal 2,75 miliar saham akan diserap pasar secara maksimal.

Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur Keuangan PT XL Axiata Tbk., mengatakan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) akan berlangsung pada kuartal II/2016. Agenda aksi tersebut masih sesuai dengan rencana awal. 

"Minimal Juni nanti bisa diketahui hasil akhirnya. Rights issue masih sesuai rencana awal. Kami masih menanti efektif OJK,” kata Adlan, Senin, (2/5/2016).

Dia mengatakan Axiata Group sebagai pemegang saham utama XL Axiata sudah menyatakan akan mengambil porsi pada aksi rights issue tersebut.

Selain itu, sejumlah pemegang saham dari institusi internasional berencana menyerap saham baru perseroan. Menurutnya, investor ritel hanya mengantongi sekitar 4% dalam XL Axiata.

Emiten jasa telekomunikasi berkode saham EXCL itu berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) maksimal 2,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Hasil rights issue akan dipakai untuk mempercepat pelunasan utang ke induk usahanya sebesar US$500 juta. RUPS perseroan sudah menyetujui rencana tersebut.

Prospektus yang terbit pada Senin, (1/2), menyebut pemegang saham pengendali EXCL, yakni Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., berencana melaksanakan haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya (pro rata basis) dalam penawaran umum HMETD.

Per 31 Desember 2015, Axiata Investments memiliki 66,4% saham dalam EXCL, sedangkan masyarakat mengantongi 33,6%.

Skenarionya, sesudah HMETD jumlah saham yang dimiliki Axiata Investments menjadi 7,5 miliar dari sebelum HMETD sebanyak 5,67 miliar saham.

Adapun, jumlah saham yang dikantongi masyarakat setelah HMETD menjadi 11,29 miliar dari sebeumnya 2,87 miliar saham. Efek dilusi dari aksi ini sebesar 8,2%.

Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas telah ditunjuk sebagai penasihat keuangan untuk proses penerbitan saham baru ini.

"Kami harapkan aksi ini bisa memperkuat neraca keuangan perseroan dan mengurangi efek dari selisih kurs," kata Adlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper