Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Rupiah Pekan Depan: Bergerak di Kisaran Rp13.130-Rp13.215

Mata uang Garuda diprediksi masih meningkat terbatas di level Rp13.130-Rp13.215 per dolar AS.n
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Menguatnya fundamental melalui rilis data inflasi, indeks manufaktur, dan indeks keyakinan konsumen diperkirakan mendorong level rupiah pada pekan depan.

Namun, mata uang Garuda diprediksi masih meningkat terbatas di level Rp13.130-Rp13.215 per dolar AS.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan minggu depan rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp13.130-Rp13.215 per dolar AS. Faktor yang mendorongnya ialah rilis data inflasi April 2016 pada Senin (2/5) yang diprediksi turun -0,24% dari bulan sebelumnya -0,19%.

Artinya, tingkat inflasi sepanjang tahun berjalan menjadi 3,78% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 4,45%. Sentimen positif juga datang dari publikasi indeks manufaktur penanaman modal asing (PMA) dan indeks keyakinan konsumen.

Indeks keyakinan konsumen akan menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi serta logistik dalam negeri. Namun, rupiah diprediksi masih menguat terbatas karena menunggu implementasi pemangkasan BI rate lebih lanjut.

Selama sepekan terakhir, rupiah mengalami penguatan tipis 0,14% atau naik 12,3 poin hingga penutupan perdagangan Jumat (29/4) ke level Rp13.180 per dolar AS. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan 2016 mata uang Garuda sudah meningkat 5,73%.

Kenaikan rupiah turut didorong faktor eskternal seperti dolar yang mencapai titik terendah baru sepanjang 2016 dan harga komoditas terutama minyak mentah menuju ke level tertinggi.

Namun, pada pekan depan, data-data dari AS justru bisa menjadi penjegal langkah rupiah. Misalnya data tenaga kerja non-pertanian (non farm payroll/ NFP) yang dirilis Jumat (6/5) yang diperkirakan naik dari 215.000 menjadi 230.000.

"Adanya sinyal pertumbuhan tenaga kerja, inflasi, dan NFP AS akan menjadi penentu arah dolar selanjutnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (29/4/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper