Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Perusahaan Go Public, Otoritas Bursa dan Kadin Gelar IPO Fair 2016 Akhir Pekan Ini

Otoritas bursa dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar IPO Fair 2016 di Surabaya.
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -Otoritas bursa dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia  menggelar IPO Fair 2016 di Surabaya.

Acara yang diinisiasi oleh OJK, BEI, KPEI, dan KSEI yang bekerja sama dengan Kadin itu mulai digelar pada hari ini, Jumat (29/4/2016) hingga esok hari, Sabtu (30/4/2016).

Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (29/4/2016), mengatakan penyelenggaraan IPO Fair tersebut bertujuan untuk memberikan kesadaran dan konsultasi teknis mengenai proses Go Public.

“Selain itu, melalui acara ini diharapkan meningkatkan jumlah perusahaan tercatat di BEI, khususnya kepada perusahaan anggota Kadin dan perusahaan lainnya baik perusahaan swasta, BUMN, ataupun BUMD,” paparnya, Jumat (29/4/2016).

Lebih lanjut dia mentatakan pasar modal sudah cukup lama dikenal sebagai wahana untuk memperoleh pendanaan bagi perusahaan. Sayangnya sampai dengan saat ini, perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana pendanaan masih tersentral di Jakarta dan sekitarnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 21 April 2016 menunjukkan dari total 524 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal, sebanyak 432 emiten berasal dari Jakarta, 27 emiten berbasis di Jawa Timur dan 26 emiten berkantor pusat di Banten.

"Alhasil emiten asal Jakarta menguasai 88,76% kapitalisasi pasar di BEI, yang disusul oleh 4,51% dan 4,65% untuk masing-masing kapitalisasi pasar emiten di Jawa Timur dan Banten," ungkapnya.

Masih belum meratanya akses informasi tentang pasar modal di setiap daerah membuat BEI bersama Self Regulatory Organization (SRO) terus melakukan sosialisasi ke setiap daerah di Indonesia.

Selain berupaya menambah jumlah investor domestik, hal itu diharapkan juga dapat meningkatkan minat perusahaan baik swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk tertarik mencatatkan sahamnya di BEI.

Acara IPO Fair 2016 dihadiri dan dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, serta Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.

Hadir beragam perusahaan tercatat dari berbagai sektor yang siap berbagi pengalaman terkait Go Public. Selain itu terdapat 15 penjamin emisi dan 3 konsultan hukum serta Pefindo sebagai perusahaan pemeringkat efek yang akan diundang di dalam acara IPO Fair 2016 untuk menjadi narasumber konsultasi IPO. 

Pada talk show sesi pertama hari ini menghadirkan Direktur Utama PT Panorama Sentrawisata Tbk Budijanto Tirtawisata, dan Direktur PT Indospring Tbk Bob Budiono dengan tema Peluang dan Tantangan IPO.

Pada talk show sesi kedua hari ini menghadirkan Deputi Direktur Penilaian Perusahaan Sektor Jasa OJK M. Maulana, Deputi Direktur Penilaian Perusahaan Sektor Riil OJK Herlina Hayati Emi Samidia M., Kepala Privatisasi, Start-up, SME dan Foreign Listing BEI Saptono Adi Junarso, Partner Konsultan Hukum Makes & Partners Iwan Setiawan.

Selanjutnya talk show lanjutan menghadirkan Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Rudie Hardiono, dan Direktur PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Johannes W. Edward dengan tema Perubahan Mindset dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka.

Adapun talk show pada hari kedua akan menghadirkan Direktur PT Kino Indonesia Tbk Peter Chayson, dan Kepala Privatisasi, Start-up, SME dan Foreign Listing BEI Saptono Adi Junarso serta Kepala Divisi Komunikasi dan Perencanaan Strategis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Rasmi Maryda Ramyakim dengan tema Manfaat Menjadi Perusahaan Terbuka.

Sepanjang acara, peserta berkesempatan untuk melakukan konsultasi tentang IPO secara intens bersama Penjamin Emisi, Konsultan Hukum, BEI dan Pefindo. 

"Dengan semakin meningkatnya minat perusahaan di dalam negeri untuk menjadi perusahaan tercatat diharapkan akan dapat lebih menyemarakkan perdagangan saham di pasar modal Indonesia. Dengan demikian pasar modal Indonesia dapat semakin menjadi cerminan maupun tolak ukur bagi kemajuan perekonomian Indonesia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper