Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA ASII: Grup Astra Mulai Bangkit, Paruh II Bakal Moncer

Kinerja raksasa otomotif PT Astra International Tbk. mulai bangkit pada awal tahun ini dengan menipisnya penurunan pendapatan dan lonjakan laba bersih secara kuartalan sejak tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja raksasa otomotif PT Astra International Tbk. mulai bangkit pada awal tahun ini dengan menipisnya penurunan pendapatan dan lonjakan laba bersih secara kuartalan sejak tahun lalu.

Pendapatan yang diraup emiten berkode saham ASII tersebut memang terkoreksi 7,3% year-on-year. Namun, koreksi itu lebih baik ketimbang kuartal IV/2015 yang mencapai 10%.

Saat bersamaan, laba bersih Grup Astra terkoreksi 22% dan menunjukkan perbaikan ketimbang akhir tahun lalu yang melorot 47,4%. Kas dan setara kas Astra per akhir tahun lalu bertambah 39,3% menjadi Rp27,58 triliun.

Lucky Bayu Purnomo, analis PT Danareksa Sekuritas, mengatakan penurunaan penjualan otomotif Astra masih akan berlanjut hingga kuartal II/2016. Tekanan sektor otomotif diperkirakan tidak akan berlangsung dalam jangka panjang.

"Kuartal III akan meningkat, pendorongnya penurunan suku bunga pada Juni-Agustus. Menghadapi lebaran juga akan membuat konsumsi kendaraan bermotor meningkat," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (26/4/2016).

Dia menilai, penurunan suku bunga acuan dapat memberikan ruang bagi Astra untuk menggenjot penjualan kendaraan bermotor melalui kredit. Selama ini, arus kas Astra mayoritas digunakan untuk operasional ketimbang berinvestasi.

Menurut dia, tren pendapatan ASII sejak tahun lalu terbilang tumbuh 8,8%. Namun, margin laba kotor tertekan lantaran terjadi penurunan daya beli masyarakat akibat perlambatan ekonomi.

Data merosotnya penjualan kendaraan roda empat pada awal tahun menjadi sinyalemen negatif bagi Grup Astra. Tetapi, koreksi pendapatan dan laba Astra juga disumbang dari anak-anak usaha yang juga turut tertekan.

Tiga sektor pemberi kontribusi terhadap penurunan kinerja perseroan yang bernaung di bawah bendera Grup Astra, yakni alat berat, perkebunan, dan keuangan.

Sektor alat berat melalui PT United Tractors Tbk. (UNTR) dinilai terktekan oleh komoditas tambang batu bara. Dalam 3 tahun terakhir, diversifikasi usaha ke sektor tambang batu bara justru menekan kinerja UNTR.

Begitu pula dengan serapan alat-alat berat untuk sektor tambang batu bara yang juga terkoreksi. Harapan yang dapat menjadi tumpuan hanyalah dari sektor infrastruktur meskipun bakal bergantung pada realisasi proyek pemerintah.

Dari sektor perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) masih tertekan akibat harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang masih rendah. AALI turun memberikan tekanan bagi Grup Astra dalam kinerja pada awal 2016.

Adapun, sektor keuangan yang mayoritas disumbang oleh PT Bank Permata Tbk. (BNLI) terpukul oleh kebijakan pemangkasan margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Bank lapis kedua itu tertekan dan tidak menjadi kontributor yang baik bagi Grup Astra.

"Komponen otomotif tidak terlalu berbobot besar bagi Grup Astra," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper