Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UKM MELANTAI DI BURSA: Permodalan Broker Harus Diperkuat

Mengundang usaha kecil dan menengah masuk bursa perlu memikirkan kesehatan permodalan broker saham. Kekuatan modal broker jadi masalah yang dinilai lebih penting ketimbang sekadar menyiapkan peraturan.

Bisnis.com, SURABAYA—Mengundang usaha kecil dan menengah masuk bursa perlu memikirkan kesehatan permodalan broker saham. Kekuatan modal broker jadi masalah yang dinilai lebih penting ketimbang sekadar menyiapkan peraturan.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan yang tersukar selain persiapan infrastruktur seperti membuat papan khusus dan peraturan adalah memperkuat permodalan broker. “Ini yang sedang kami siapkan, total konsepnya,” ucapnya di Surabaya.

Permodalan yang kuat bagi seorang broker akan berefek kepada tingkat likuiditas saham usaha kecil menengah (UKM). Seberapa cair saham yang dimiliki UKM menentukan sebesar mana minat investor untuk membeli saham mereka.

Oleh karena itu Bursa Efek Indonesia (BEI)  dibutuhkan skema penyuntikan dana khusus yang bisa menyehatkan finansial para broker. Opsinya adalah pendanaan dari multifinance manakala perbankan tidak bisa mengulurkan tangan.

 “Peraturan dan penguatan finansial broker inilah yang sedang kami siapkan untuk menjamin likuiditas saham UKM,” ucap Tito kepada wartawan.

Selepas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan restu, diharapkan multifinance tidak ragu membantu broker saham memperkuat permodalan. Pasalnya, Bank Indonesia sejauh ini belum mengizinkan bank mengalirkan kredit kepada broker saham.

Pada sisi lain Tito memberikan contoh seperti money changer yang setiap saat siap membeli mata uang asing dari masyarakat. Tapi bagi UKM alias perusahaan yang belum besar tidak bisa demikian, dengan kata lain tak setiap waktu ada yang menjual dan membeli saham mereka.

Oleh sebab itu BEI akan membuat aturan supaya selalu ada market maker. Peraturan semacam ini, papan bursa, dan infrastruktur sistem terkomputerisasi belum tuntas digarap supaya UKM bisa go public. Tapi dipastikan BEI hal ini bukan perkara sulit.

“Menyiapkan finansial broker yang kuat lebih sulit lagi daripada sekadar peraturan dan infrastruktur,” ucap Tito.

Aspek lain yang dinilai BEI tak kalah sulit adalah edukasi kepada UKM untuk belajar menapak di bursa. Menurut Tito mereka tak jarang berpikir terlampau sederhana, yakni sekadar jualan saja. Promosi, jualan, laku lantas urusan selesai.

Namun bagi BEI harus ada cita-cita besar yang dimiliki pelaku UKM untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal ini yang harus diperhatikan UKM adalah kesiapan legal dan administrasi serta pemetaan prospek bisnis mereka dalam lima tahun mendatang.

“Perusahaan yang tidak besar kadang tidak memperhatikan masalah legal dan tidak memperhatikan apa mimpi mereka dalam lima tahun ke depan,” kata Tito.

Sulitnya akses usaha kecil dan menengah terhadap kredit perbankan melahirkan ide agar UKM mencari sumber pendanaan usaha yang lain. Mekanisme melepas saham di bursa dianggap lebih murah dan menguntungkan bagi UKM dibandingkan dengan harus mengikuti aturan kredit perbankan yang ketat dan berbunga tinggi.

Berbeda dengan bank yang mengenakan bunga cukup tinggi di segmen UKM, penerbitan saham jadi alternatif untuk mendapatkan modal usaha tanpa bunga. Selain itu dana yang bisa diperoleh pun cukup besar. Tapi semua ini disertai banyak konsekuensi termasuk sebelum rencana listing terlaksana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper