Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Diprediksi Capai 3.000 Ringgit Pada Kuartal III/2016

Harga minyak kelapa sawit atau CPO diprediksi mencapai puncaknya di level 3.000 ringgit Malaysia per ton dalam dua kuartal ke depan seiring dengan menguatnya faktor fundamental.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak kelapa sawit atau CPO diprediksi mencapai puncaknya di level 3.000 ringgit Malaysia per ton dalam dua kuartal ke depan seiring dengan menguatnya faktor fundamental.

Pada penutupan perdagangan Bursa Malaysia Selasa (19/4) harga CPO untuk kontrak Juli 2016 naik 20 poin atau 0,75% menjadi 2.688 ringgit Malaysia (US$695,32) per ton. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudh terkerek sebanyak 6,88%.  

JP Morgan dalam risetnya menyampaikan, harga CPO bakal terus meningkat dan mencapai puncak di level 2.900-3.000 ringgit Malaysia per ton dalam 1-2 kuartal ke depan. Secara keseluruhan, rerata harga pada 2016 ialah 2.500 ringgit Malaysia atau US$600 per ton.

Ada tiga faktor utama yang membuat harga berlanjut mencapai level tertinggi dalam 2 tahun terakhir pada kuartal II atau III 2016. Pertama, berkurangnya pasokan akibat cuaca kering yang dipicu El Nino membuat permintaan ekspor dipercepat pada Maret.

Kedua, pasokan kedelai yang cukup di pasar, sehingga sentimen harganya tidak mengganggu laju nilai jual CPO. Terakhir, ketiga, dukungan program biodiesel di Indonesia dapat memacu konsumsi domestik hingga dua kali lipat, yakni sekitar 2-2,5 juta kilo liter.

Dalam waktu dekat, pengenaan pajak ekspor 5% dari Malaysia turut mendongkrak harga. Negeri Jiran menetapkan bea untuk bulan April dan Mei, mengakhiri pemberlakuan kebijakan bebas pajak sebelumnya.

Pertumbuhan produksi global tahun ini anjlok 2% atau sekitar 1 juta ton menjadi 61,315 juta ton. Padahal, dalam 5 tahun terakhir stok bisa bertambah 2 juta - 3 juta ton setiap tahun. Menurut catatan Morgan, pasokan CPO pada 2015 ialah 62,370 juta ton.

Dari segi konsumsi, penyerapan pasar global sepanjang tahun ini diproyeksi meningkat 4,1% secara tahunan (y-o-y) menjadi 63,373 juta ton. Persentase pertumbuhan tersebut menunjukkan level tertinggi sejak musim 2013-2014.

"Melambatnya permintaan China akan dikompensasi peningkatan penyerapan di India dan Indonesia," papar laporan seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (19/4/2016).

Walaupun begitu, Morgan berpendapat pada paruh kedua 2016 ataupun 2017 produksi CPO bisa meningkat dengan dukungan faktor cuaca, sehingga harga cenderung melunak. Pasokan pun diprediksi tidak akan defisit sampai 2018 hingga 2020.

Di sisi lain, harga kedelai bakal meningkat setelah panen kedelai di Amerika Serikat dan Amerika Selatan berkurang. Harga minyak mentah juga berangsur normal sehingga mengganggu kenaikan nilai jual CPO.

Morgan memprediksi, rerata harga minyak kelapa sawit pada 2017 ialah US$600 atau 2.500 ringgit Malaysia per ton seiring normalisasi produksi dan peningkatan permintaan terutama dari biodiesel. Estimasi tersebut juga berdasar pada proyeksi harga minyak mentah di level US$50 - US$55 per barel, dibandingkan 2016 senilai US$38 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper