Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Pasar Menurun, Harga Gula Anjlok

Harga gula jatuh seiring dengan berkurangnya optimisme investor
Gula/Ilustrasi
Gula/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Harga gula terjatuh seiring dengan berkurangnya optimisme investor akan terjadinya reli harga kembali.

Pada perdagangan Senin (11/4) pukul 17:08 WIB harga gula kontrak Juli 2016 terkoreksi 0,36 poin atau 1,44% menuju level US$14,52 per ton. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga meningkat 0,9%.

Per 23 Maret 2016, harga gula mencapai level tertinggi dalam 17 bulan terakhir atau 15,29% sepanjang tahun berjalan akibat optimisme berkurangnya pasokan global di musim ini. Namun, harga terus tergelincir seiring dengan langkah Brazil sebagai produsen dan eksportir terbesar di dunia mempercepat panen.

Langkah Negeri Samba berlawanan dengan negara wilayah lain yang mengalami ancaman kekeringan.  Pasokan global pun diproyeksi berkurang, sehingga menjadi sentimen positif dalam mendorong harga.

Namun, harga gula sudah merosot 11,93% dari level tertinggi di tahun ini. Di sisi lain, Brazil berencana meningkatkan pengiriman ke luar negeri untuk memacu pemasukan dari ekspor.

Pada saat yang sama, harga etanol domestik menurun sehingga perusahaan produsen memilih mengubah bahan dasar gula menjadi pemanis daripada biofuel.

Portfolio Manajer Altegris Advisors Lara Magnusen menuturkan, fluktuasi mata uang dolar AS juga memegang peranan besar dalam kemerosotan harga gula. "Jika Anda menempatkan banyak uang di investasi gula, dengan volatilitas [dolar AS] yang terjadi, saat ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengambil jeda," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (11/4/2016).

Musim panen di Brazil dimulai pada 1 April. Sejumlah pengusaha pengolahan berlomba-lomba mengumpulkan pasokan dari harga gula yang lebih tinggi. Survei Bloomberg yang melibatkan analis, pelaku usaha, dan broker menyebutkan industri pengolahan tebu di wilayah tengah dan selatan bertumbuh dua kali lipat.

Kenaikan real Brazil sebagai mata uang terbaik di dunia juga membuat para petani memacu penjualan. Real Brazil meningkat 10,316% sepanjang tahun berjalan atau 12,099% dalam tiga bulan terakhir pada penutupan perdagangan Jumat (8/4) ke level 3.5904 per dolar AS.

Laporan Bank Dunia menampilkan tingkat produksi gula mencapai puncaknya pada musim 2012-2013 sejumlah 177,6 juta ton. Namun, angka tersebut terus menurun dan menjadi 175,1 juta ton pada 2014-2015.

Adapun proyeksi pasokan 2015-2016 ialah 172,1 juta ton. Pada saat itu, Brazil menjadi tetap menjadi eksportir terbesar dengan pengiriman sebanyak 23,8 juta ton, disusul Thailand 8,8 juta ton, dan Australia 3,7 juta ton. Total ekspor diperkirakan sejumlah 54,7 juta ton.

Sementara tingkat impor pada periode yang sama mencapai 52,2 juta ton. China menjadi penyerap tertinggi dunia sebanyak 5,5 juta ton, kemudian Indonesia 3,2 juta ton, dan Amerika Serikat 3,1 juta ton.

Dari segi harga, Bank Dunia memprediksi harga gula 2018-2020 stabil di level US$0,36 per kg. Adapun pada 2016-2017, nilai jual mencapai US$0,35 per kg, naik dari 2015 sebesar US$0,30 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper