Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Incar Laba Tumbuh 50%, Humpuss Intermoda (HITS) Andalkan Kontrak Baru

Emiten transportasi laut, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) akan mengandalkan kontrak baru dan kontrak yang durasinya masih panjang untuk mendulang pertumbuhan laba bersih hingga 50% tahun ini.
Humpuss Intermoda Transportasi akan mengandalkan kontrak baru dan kontrak yang durasinya masih panjang untuk mendulang pertumbuhan laba bersih/ilustrasi
Humpuss Intermoda Transportasi akan mengandalkan kontrak baru dan kontrak yang durasinya masih panjang untuk mendulang pertumbuhan laba bersih/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi laut, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) akan mengandalkan kontrak baru dan kontrak yang durasinya masih panjang untuk mendulang pertumbuhan laba bersih hingga 50% tahun ini.

Presiden Direktur HITS, Theo Lekatompessy, mengatakan perseroan telah mendapat kontrak dari dua badan usaha milik negara sebanyak Rp4,4 triliun. Sebanyak Rp1,4 triliun berasal dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sedangkan sisanya dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero).

"Kami tetap targetkan laba 50%, kontrak [yang didapat] 2015 mulai dikerjakan di 2016 sehingga laba naik," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (4/4/2016).

Sepanjang tahun lalu, laba bersih HITS turun hingga 45,53% menjadi US$1,8 juta. Pendapatan perseroan juga turun 21,79% menjadi US$52,09 juta menyusul penurunan pendapatan dari segmen andalan, yaitu pengangkutan bahan kimia dan gas alam cair (LNG).

Pendapatan dari angkutan kimia turun 19,98% menjadi US$17,43 juta sedangkan dari pengangkutan gas alam cair juga turun 14,58% menjadi US$12,45 juta. Bahkan, sepanjang tahun lalu, perusahaan berkode emiten HITS ini tidak membukukan pendapatan dari angkutan batubara. Padahal, sepanjang 2014, pendapatan dari angkutan batubara mencapai US$8,4 juta.

Theo menjelaskan, HITS telah melakukan divestasi anak usaha angkutan batubara karena mengalami kerugian. "Tapi masih ada saham, (kerugian) kurs karena penyertaan di anak perusahaan angkutan coal," ujarnya. Adapun, jumlah kerugian kurs mencapai US$1,37 juta.

Secara umum, Theo memprediksi iklim usaha jasa transportasi laut tahun ini akan mirip dengan tahun lalu. Dia menerangkan, harga minyak mentah dunia masih bergejolak. Di samping itu, tender-tender pengankutan LNG juga banyak yang tertunda. Alhasil, HITS akan mengandalkan kontrak baru dan kontrak yang sudah ada.

Berdasarkan laporan keuangan HITS, perseroan memiliki dua kontrak jangka panjang hingga 2020 dan 2022. HITS telah meneken kontrak dengan PT Nusantara Regas sejak 2012 untuk kontrak empat kapal senilai US$19.500 per hari atau US$7,11 juta per tahun. Kontrak akan berakhir pada 2022.

HITS juga telah meneken kontrak dengan PT Pertamina (Persero) untuk pengankutan LNG hingga 2020. Per Desember 2015, pendapatan HITS dari kontrak tersebut mencapai US$12,45 juta. Hingga 2018, HITS juga masih akan mengerjakan kontrak pengangkutan gas dari PT Kopindo Cipta Sejahtera. Kontrak diteken pada 2013 dengan nilai mencapai US$46,62 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper