Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Pilih Gas Alam untuk Sumber Energi Listrik Daripada Batu Bara

Sebagai produsen gas alam terbesar di dunia, Amerika Serikat bakal menggenjot penggunaan komoditas tersebut pada 2016 sebagai energi penghasil listrik utama menggantikan batu bara.n
Bendera Amerika Serikat/Investingnews.com
Bendera Amerika Serikat/Investingnews.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai produsen gas alam terbesar di dunia, Amerika Serikat bakal menggenjot penggunaan komoditas tersebut pada 2016 sebagai energi penghasil listrik utama menggantikan batu bara.

Pada perdagangan Jumat (18/3) pukul 19.08 WIB harga gas alam untuk kontrak April 2016 turun 0,21 poin atau 0,21% menjadi US$1,915 per MMbtu (Million British Thermal Unit). Sedangkan batu bara untuk kontrak April 2016 pada perdagangan kemarin (17/3) juga ditutup menghijau US$46,45 per ton.

U.S. Energy Information Administrasion (EIA) dalam Short-Term Energy Outlook (STEO) mengungkapkan, selama beberapa dekade batu bara menjadi sumber energi dominan untuk menghasilkan listrik di Amerika Serikat. Namun, lambat laun posisinya akan tergeser dengan bertumbuhnya penggunaan gas alam.

Pemakaian gas alam pertama kali hampir menyamai konsumsi batu bara secara bulanan (mom) pada April 2015. Pergerakan tersebut membuat kontribusi keduanya cenderung seimbang sepanjang tahun lalu.

"Masing-masing [gas alam dan batu bara] berkontribusi sekitar sepertiga dari total energi yang digunakan untuk pembangkit listrik," papar EIA seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (17/3/2016).

Batu bara mampu memproduksi listrik sekitar 1,4 miliar megawat per jam (MWh) per satu hari. Sedangkan gas alam hanya menghasilkan 1,3 juta MWh per hari. Sebagai per bandingan, satu megawatt bisa memenuhi kebutuhan untuk 1.000 unit rumah di AS.

Badan energi pemerintah setempat itu menilai, peraturan mengenai dampak lingkungan yang memengaruhi perubahan penggunaan sumber energi pembangkit listrik telah menekan pasar batu bara dalam satu dekade terakhir.

Berdasarkan peraturan terkait lingkungan itulah sejumlah produsen listrik di negara lain juga melakukan pemindahan investasi yang lebih besar kepada gas alam.

Ke depannya, EIA memprediksi kalkulasi terhadap dampak ekosistem memainkan peran yang lebih besar dalam penyerapan pasar. Pasalnya, Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/ EPA) di bawah Presiden Barack Obama berencana menerapkan Clean Power Plan untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

Artinya, selain tertekan oleh penggunaan gas alam, batu bara bakal tertekan oleh penggunaan energi alternatif lain. Penggunaan sumber energi baru seperti angin dan matahari pun berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Data Commodity Market Outlook 2016 Bank Dunia menampilkan, Paman Sam memproduksi 508 juta ton dan mengonsumsi 453 juta ton batu bara pada 2014. Posisi tersebut hanya kalah dari China yang menambang 1,845 miliar ton dan menyerap 1,962 miliar ton batu hitam.

Untuk gas alam, pada 2014 Amerika Serikat berada di peringkat pertama dunia dengan tingkat produksi sebesar 728 miliar meter kubik dan konsumsi sebanyak 759 miliar meter kubik.

Dari sisi harga, Bank Dunia memproyeksikan nilai jual gas alam pada 2016 terkoreksi menjadi US$2,5 MMbtu dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$2,61 MMbtu. Adapun batu bara juga anjlok menuju US$50 per ton dari tahun sebelumnya sejumlah US$57,5 per ton.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, ada tiga faktor yang mendukung bertumbuhnya penggunaan gas alam, yakni berlebihnya produksi komoditas tersebut berlebihan di Amerika Serikat, murahnya harga dibandingkan batu bara, dan perhitungan dampak lingkungan.

"Di sisi lain, Paman Sam merupakan salah satu negara penggagas penggunaan energi pembangkit listrik tenaga uap yang lebih ramah lingkungan, sehingga bakal memacu konsumsi gas alam mulai 2016," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (17/3/2016).

Langkah AS, lanjut Ibrahim, juga bakal berpengaruh terhadap harga. Kendati demikian, kedua komoditas masih berada dalam tren bearish.

Dia memprediksi harga batu bara sampai akhir tahun tidak akan melebihi level US$40 per ton, sedangkan gas alam US$2,5 MMbtu. Sentimen utama yang menekan harga komoditas pada paruh kedua 2016 ialah kenaikan suku bunga The Fed.
 


Proyeksi Sumber Energi Listrik Amerika Serikat 2016
Energi            Komposisi
Gas alam        33%
Batu bara        32%
Nuklir            19%
Energi terbarukan    8%
Hydro            6%
lainnya            1%

Sumber: EIA, diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper