Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indofarma (INAF) Bidik Kontribusi Penjualan Produk Herbal Naik Jadi 10%

Untuk mendongkrak kinerja tahun ini emiten farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. memperbesar kontribusi penjualan produk herbal menjadi sekitar 10% terhadap total penjualan

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mendongkrak kinerja tahun ini emiten farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. memperbesar kontribusi penjualan produk herbal menjadi sekitar 10% terhadap total penjualan.

Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan PT Indofarma Tbk. mengatakan tahun lalu kontribusi produk herbal masih di bawah 10% dari total revenue. Mengutip laporan keuangan perseroan berkode saham INAF tersebut, pada 2015 penjualan bersih mencapai Rp1,62 triliun.

“Kontribusi dari produk herbal cukup yakin tumbuh tahun ini karena fasilitas produksi sudah selesai diperbaharui. Tahun lalu kami memperbaiki fasilitas produksi untuk produk herbal sepanjang tahun dan produksi dilempar ke perusahaan lain,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Akan tetapi, dia enggan menyebut jumlah kapasitas produksi untuk produk herbal tahun ini. Adapaun beberapa produk herbal yang dimaksud Yasser adalah biovision yaitu suplemen untuk mata, prolipid suplemen untuk mengurangi lemak darah dan kolestrol, serta prouric suplemen untuk penderita asam urat.

Di sisi lain, Yasser mengakui jika pendapatan perusahaan masih bertumpu pada produk ethical atau obat resep. Dari raihan penjualan bersih tersebut, produk ethical yang di dalamnya termasuk obat generik bermerek dan tidak berkontribusi hingga 43,23% atau setara Rp701,20 miliar.

Sedangkan obat bebas yang di dalamnya termasuk produk herbal berkontribusi sekitar 1,47% atau setara Rp23,85 miliar. Sisanya disumbangkan produk diagnostik, alat kesahatan, dan lain-lain senilai Rp896,83 miliar atau sekitar 55,3%.

Selain menggenjot kontribusi produk herbal, untuk mendongkrak kinerja tahun ini perseroan pun gencar memperluas pasar ekspor. Pada 2015 kontribusi penjualan ekspor diklaim Yasser ada di kisaran US$2,5 juta hingga US$3 juta.

Tahun ini diproyeksikan mencapai US$3,5 juta. Adapun penjualan dari ekspor pada periode Januari-Maret 2016 yang sudah diraih emiten farmasi itu senilai US$300.000. Permintaan ekspor itu datang dari Afganistan.

Untuk ekspor tahun ini, INAF pun membidik beberapa negara seperti Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, Myanmar, Timor Leste hingga Suriname. Produk yang diekspor INAF meliputi ethical dan obat bebas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper