Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GRUP ASTRA: United Tractors (UNTR) Mulai Tinggalkan Pertambangan

Emiten alat berat milik Grup Astra, PT United Tractors Tbk. memutuskan untuk mulai meninggalkan sektor pertambangan lantaran harga komoditas yang terus berada di level rendah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten alat berat milik Grup Astra, PT United Tractors Tbk. memutuskan untuk mulai meninggalkan sektor pertambangan lantaran harga komoditas yang terus berada di level rendah.

Direktur Utama United Tractors Gidion Hasan, mengatakan akan fokus pada sektor konstruksi dan infrastruktur. Lini bisnis alat berat dan pertambangan milik PT Astra International Tbk. (ASII) itu justru bakal meninggalkan sektor tambang.

"Sektor tambang masih cost efisiensi, sehingga diharapkan bisa menekan biaya. Mungkin kalau turun enggak terlalu banyak, sektor pertambangan masih berat," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (26/2/2016).

Dari penjualan alat berat, perseroan memangkas proyeksi penjualan 5,6% menjadi 2.000 unit pada tahun ini dari realisasi sebelumnya 2.100 unit. Belanja modal (capital expenditure/capex) yang dialokasikan juga stagnan sebesar US$150 juta-US$200 juta.

Adapun, kinerja perseroan sepanjang tahun lalu menjadi kontributor penurunan laba bersih terdalam kedua pada Grup Astra. Laba bersih emiten berkode saham UNTR tersebut anjlok 28% menjadi Rp3,9 triliun dari Rp5,4 triliun.

Gidion memastikan, ambrolnya laba bersih perseroan terjadi lantaran adanya pengujian penurunan nilai (impairment) atas properti pertambangan dan aset terkait lainnya sebesar Rp2,6 triliun. Bila tidak dilakukan impairment, laba UNTR menjadi Rp6,4 triluun dari Rp6,8 triliun.

"Penekan laba terbesar, impairment aset batu bara dan konsesi batu bara, serta dari distribusi alat berat," jelasnya.

Dia menjelaskan, unit usaha perseroan di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Hingga kuartal IV/2015, PAMA mencatat penurunan pendapatan sebesar 9% menjadi Rp30,5 triliun.

Penurunan pendapatan disebabkan karena turunnya volume produksi batu bara dari 113,5 juta ton menjadi 109,0 juta ton, sementara volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun dari 806,4 juta bcm menjadi 766,6 juta bcm. 

Sementara, unit usaha perseroan di bidang pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Total penjualan batu bara sepanjang tahun lalu mencapai 4,6 juta ton atau turun sebesar 18% dari volume penjualan batu bara periode 2014 sebesar 5,7 juta ton. 

Sejalan dengan penurunan volume penjualan batu bara, pendapatan unit usaha pertambangan turun sebesar 18% menjadi Rp3,8 triliun. "Untuk mengurangi dampak dari penurunan rata-rata harga jual batu bara yang terus berlanjut, perseroan telah melakukan berbagai upaya efisiensi," katanya.

Sepanjang tahun lalu, laba United Tractors memang ambrol 28,1% menjadi Rp3,85 triliun dari tahun sebelumnya Rp5,36 triliun. Menurutnya, hingga kuartal IV/2015, keempat pilar bisnis perseroan memberikan kontribusi terhadap pendapatan bersih konsolidasian yang totalnya mencapai Rp49,3 triliun, turun 7% year-on-year.

Mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan dan insutri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi 27%, 62%, 8%, dan 3% terhadap total  pendapatan bersih konsolidasian.

Dalam laporan keuangan perseroan, pendapatan UNTR terkoreksi 7,13% menjadi Rp49,34 triliun dari akhir tahun sebelumnya Rp53,14 triliun. Pendapatan Grup United Tractors itu merosot Rp3,7 triliun sepanjang tahun lalu.

Pada perdagangan Jumat (26/2/2016), saham UNTR naik 0,83% sebesar 125 poin ke level Rp15.225 per lembar. Saham UNTR tercatat memberikan return negatif 20,83% selama setahun dan negatif 10,18% sepanjang tahun berjalan dengan kapitalisasi pasar Rp56,79 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper