Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat Lagi di Asia

Harga minyak melonjak lebih dari 5% di Asia, Jumat (12/2/2016), sehari setelah jatuh ke terendah 13-tahun dan menyusul laporan yang menyatakan OPEC terbuka untuk bekerja sama menuju pengurangan produksi guna menstabilkan pasar minyak mentah.
Harga minyak melonjak lebih dari 5% di Asia, Jumat (12/2/2016), sehari setelah jatuh ke terendah 13-tahun dan menyusul laporan yang menyatakan OPEC terbuka untuk bekerja sama menuju pengurangan produksi guna menstabilkan pasar minyak mentah./Bisnis
Harga minyak melonjak lebih dari 5% di Asia, Jumat (12/2/2016), sehari setelah jatuh ke terendah 13-tahun dan menyusul laporan yang menyatakan OPEC terbuka untuk bekerja sama menuju pengurangan produksi guna menstabilkan pasar minyak mentah./Bisnis

Bisnis.com, SINGAPURA -  Harga minyak melonjak lebih dari lima persen di Asia, Jumat (12/2/2016), sehari setelah jatuh ke terendah 13-tahun dan menyusul laporan yang menyatakan OPEC terbuka untuk bekerja sama menuju pengurangan produksi guna menstabilkan pasar minyak mentah.

Harga untuk kedua kontrak utama merosot pada Kamis sejalan dengan aksi jual di pasar seluruh dunia, karena para pedagang semakin khawatir tentang keadaan ekonomi global, dan kemungkinan kembali ke resesi.

Namun para pedagang diberi secercah harapan dengan laporan di Wall Street Jurnal mengutip Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei yang mengatakan OPEC bersedia bekerja sama dengan produsen lain untuk memangkas produksi.

Tetapi, para analis bergerak memperlemah optimisme, mengatakan tindakan nyata diperlukan sebelum spekulasi tersebut menjadi pendorong harga handal dan karena bertahannya kelebihan pasokan global menekan komoditas, setiap reli harga tidak mungkin bertahan.

Harga minyak melonjak lebih dari lima persen sebelum berkurang sedikit pada sore. Pada sekitar pukul 06.40 GMT, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 1,22 dolar AS atau 4,65 persen menjadi 27,43 dolar AS per barela, dan minyak mentah Brent untuk April naik US$1,34  atau 4,46%  menjadi US$31,40 per barel.

WTI menetap di US$26,21  per barel pada Kamis, penutupan terendah sejak Mei 2003, dan menembus posisi terbawah yang ditetapkan pada Januari. Kontrak ini turun sekitar 11 persen untuk seminggu.

"Setelah WTI mencapai terendah baru dalam 12-tahun pada Kamis, ini memicu beberapa perburuan harga murah karena tidak ada berita nyata mendorong kemerosotan kecuali masalah kelebihan pasokan," kata Bernard Aw, analis pasar di IG Markets Singapura.

Dia menambahkan bahwa komentar menteri UEA akan memiliki dampak kecil pada harga untuk jangka panjang, kecuali pemain besar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) seperti Arab Saudi dan Irak membuat komitmen kuat tentang pemangkasan produksi.

"Tanpa Arab Saudi dan Irak, tidak ada banyak pemain lain bisa melakukannya," kata dia.

"Apa yang tak terkatakan di sini adalah bahwa setiap negara penghasil minyak di seluruh dunia berpikir bahwa negara-negara produsen minyak lainnya harus memotong pasokan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Australia.

"Sampai kita mendengar indikasi dari negara atau dari produsen besar bahwa mereka siap untuk memangkas produksi mereka sendiri, saya akan sangat mendiskon komentar ini," katanya kepada AFP melalui telepon dari Sydney.

Harga minyak rendah telah memukul produsen minyak miskin seperti Venezuela dan Nigeria, namun OPEC telah menolak untuk memangkas produksi karena mereka sedang berupaya mempertahankan pangsa pasar dalam menghadapi persaingan dari minyak serpih AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper