Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA SAHAM 12 Februari: IHSG Ditutup Melemah 1,29% ke Level 4,714,39

Indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak mampu rebound, sehingga ditutup melemah 1,29% atau 61,47 poin ke level 4.714,39.
Bursa Efek Indonesia/Bisnis
Bursa Efek Indonesia/Bisnis
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak mampu rebound, sehingga ditutup melemah 1,29% atau 61,47 poin ke level 4.714,39.

Indeks konsisten melemah sepanjang sesi I hingga merosot 0,82% atau 39,29 poin ke level 4.736,57 pada jeda siang, Jumat (12/2/2016).

IHSG dibuka melemah 0,38% atau 18,15 poin ke level 4.757,71 di hari perdagangan terakhir pekan ini.

16:11 WIB
Pukul 16.00 WIB: IHSG Ditutup Melemah 1,29% ke Level 4,714,39

Tidak mampu rebound, IHSG ditutup melemah 1,29% atau 61,47 poin ke level 4.714,39.

14:39 WIB
Pukul 14.12 WIB: Awal Sesi II, IHSG Melemah 42,37 Poin ke Level 4.733,49

Mengawali sesi II, IHSG kembali diperdagangakan melemah 0,89% atau 42,37 poin ke level 4.733,49.

11:39 WIB
Pukul 11.30 WIB: Akhir Sesi I, IHSG Turun 39,29 Poin ke 4.736,57

IHSG konsisten melemah sepanjang sesi I hingga merosot 0,82% atau 39,29 poin ke level 4.736,57 pada jeda siang.

10:50 WIB
Pk. 10.40 WIB: IHSG Melemah 24,54 Poin ke 4.751,32, Bursa Singapura & Malaysia Mampu Naik Tipis

IHSG masih melemah, saat bursa Singapura dan Malaysia mampu menguat tipis di bursa Asia Tenggara.

IHSG melemah 24,54 poin atau 0,51% ke 4.751,32

10:19 WIB
Pk. 09.42 WIB: IHSG Melemah 6,42 Poin ke 4.769,44

IHSG bergerak melemah 0,13% atau 6,42 poin ke level 4.769,44 pada pukul 09.42 WIB, 

08:47 WIB
Pukul 08.55 WIB IHSG Turun 0,38% ke 4.757,71

IHSG dibuka melemah 0,38% atau 18,15 poin ke level 4.757,71 di hari perdagangan terakhir pekan ini.

08:41 WIB
Pk. 07.37 WIB: Bursa Korsel dan Jepang Melemah, IHSG?

Bursa Korsel dan Jepang melemah.

Indeks Kospi  pk. 07.37 WIB, melemah 9,15 poin atau 0,49% ke 1.852,39.

Di jepang, idneks Nikkei melemah 3,26% ke 15.201,22 dan Topix melemah 4,18 (3,31%) ke 1.223,15 pada pk. 07.37 WIB.

08:05 WIB
IHSG Tunggu Respons Paket Kebijakan X

Pemerintah kembali melonggarkan aturan kepemilikan saham asing di sejumlah sektor usaha. Pemerintah yakin kebijakan ini akan menggenjot ekonomi dan tidak mematikan daya saing industri dalam negeri.

Sejumlah sektor usaha yang dibuka sepenuhnya untuk asing antara lain industri penyimpanan dan pergudangan (cold storage), industri bahan baku obat, restoran, pengusahaan jalan tol, dan industri perfilman.

Selain itu, ada sejumlah sektor usaha yang awalnya terbatas bagi kepemilikan asing, porsinya dinaikkan oleh pemerintah. Semua kebijakan itu menjadi bagian dari

Paket Kebijakan Ekonomi X yang memuat perubahan daftar negatif investasi (DNI).

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keputusan pemerintah membuka penuh investasi asing di sisi bahan baku obat, sebagai contohnya, diharapkan berimplikasi pada penurunan harga obat.

“Karena inilah caranya obat-obatan kita turun lagi harganya, investor sudah masuk di hilir, tapi di hulu belum. Jadi kita undang saja, sehingga harga obat jadi lebih murah,” kata Darmin di Kantor Presiden, Kamis (11/2/2016).

Adapun untuk industri pergudangan dan penyimpanan (cold storage), Darmin menyampaikan pemerintah berniat mengembangkan logistik nasional, khususnya di
kawasan Indonesia bagian timur.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan revisi DNI dimaksudkan untuk meningkatkan performa industri nasional agar siap berkompetisi secara global.

“Kebijakan ini untuk mendorong adanya modernisasi dalam bangsa kita. Dan betul-betul kebijakan yang terbuka yang bisa mem buat tumbuhnya pemain-pemain baru, usahawan-usahawan baru, inovator-inovator baru, teknologi-teknologi baru yang akan ber saing dan bertanding dalam pasar global,” jelas Pramono.

Sesuai arahan Presiden, kebijakan men dorong modernisasi industri nasional melalui revisi DNI itu tetap memberi jaminan perlindungan bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kendati demikian, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GBPSI) Djonny Sjafrudin menilai pelaku usaha di bidang perfilman belum siap untuk menghadapi pemain asing dalam jumlah besar.

“Kalau dibuka (investasi asing) ini enggak main-main dan harus ada persiapan yang matang,” katanya.

Menurutnya kehadiran investor asing tidak serta merta memperbaiki kondisi perfilman nasional. Justru, Djonny khawatir langkah menggerus pelaku usaha dalam negeri.

Dari pertambahan layar bioskop misalnya, dia menilai penanam modal asing lebih suka mengembangkan bisnisnya di kota besar.

Jika kondisi itu terjadi, masalah ketimpangan jumlah layar bioskop tidak teratasi.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menilai ada upaya serius pemerintah menurunkan biaya logistik melalui revisi DNI, terutama di sektor transportasi darat.

“Terbukanya beberapa sektor logistik untuk asing dengan kepemilikkan saham lebih dari 50% memberikan harapan baru bagi logistik Indonesia, kami mengharapkan persaingan bisnis logistik akan semakin menarik dan mempercepat penurunan biaya logistik,” katanya.

Suara berbeda justru disampaikan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder In do nesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, karena masih ada beberapa hal yang perlu dibicarakan secara bertahap.

“Masalah pergudangan ini ada banyak kegiatannya, dari segi logistik infrastruktur juga harus dipikirkan,” katanya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyatakan Paket Ke bijakan Ekonomi X menjamin iklim in vestasi lebih menarik dengan harmonisasi sejumlah peraturan yang saat ini berlaku.

Dia menjelaskan paket kebijakan ekonomi sejak pertama dikeluarkan hingga paket kesembilan, implementasinya mencapai 94%.

Dari sejumlah paket itu, ada yang masih dalam tahap pembahasan seperti pemberian potongan pembayaran listrik hingga 30% untuk industri padat karya yang mengalihkan penggunaan dayanya ke malam hari.

Termasuk pembahasan mengenai pemberian tax allowance.

“Ini sedang proses, akhir bulan semoga selesai. Tapi sinyalnya sudah lebih dari 3-4 perusahaan yang apply, dua di antaranya bertanya mekanismenya bagaimana. Ini bagus,” ungkapnya.

Dia menilai peningkatan porsi kepemilikan asing dalam paket ekonomi terbaru itu merupakan upaya mengejar target investasi sebanyak Rp3.500 triliun hingga lima tahun ke depan.

Menurutnya, sepanjang 2010 hingga 2014 realisasi investasi sekitar Rp1.600 triliun. Pada tahun lalu, lanjutnya, investasi naik 17% dan tahun ini ditargetkan mencapai
Rp600 triliun.

Dengan demikian, untuk men capai target tersebut masih memerlukan tambahan investasi sebanyak Rp1.150 triliun.

07:30 WIB
Bursa Global Melemah, IHSG?

IHSG mendapat tantangan hari ini, dengan pelemahan bursa global, antara lain Amerika Serikat, Eropa, emerging market.


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper