Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pemangkasan Produksi Picu Harga Minyak Merangkak

Harga minyak mentah mengakhiri tren penurunan selama empat hari berturut-turut sekaligus pentupan terendah dalam tiga minggu terakhir, setelah penambang minyak mentah berencana memangkas produksi.n
Tambang minyak lepas pantai/Ilustrasi
Tambang minyak lepas pantai/Ilustrasi

Bisnis.com, SINGAPURA - Harga minyak mentah mengakhiri tren penurunan selama empat hari berturut-turut sekaligus pentupan terendah dalam tiga minggu terakhir, setelah penambang minyak mentah berencana memangkas produksi.

Harga minyak WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Maret 2016 pada perdagangan Rabu (10/2/2016) pukul 19.07 WIB terpantau naik 1,86% atau 0,52 poin menjadi US$28,46 per barel. Adapun minyak Brent untuk pengiriman April 2016 harganya berada di level US$30,85 per barel, meningkat 0,53 poin atau 1,75%.

Perdagangan berjangka naik sebanyak 2,5% di New York setelah merosot 13% pada empat sesi sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong sentimen produsen minyak dan gas asal Amerika Serikat, Anadarko Petroleum Corp., yang memangkas dividen dan memotong rencana pengeluaran, sehingga mengurangi kapasitas produksi.

Perusahaan menyatakan pengurangan dividen sebesar 81% akan menghemat sekitar US$450 juta per tahun. Sementara produsen lainnya, Husky Energy Inc. melakukan langkah lain, yakni dengan mengurangi tenaga kerja, setelah pada Oktober lalu telah mengeliminasi 1.400 posisi.

Tullow Oil Plc yang berkantor di London, Inggris, melaporkan kerugian selama setahun penuh akibat anjloknya harga minyak. Perusahaan yang melakukan penambangan di Afrika ini memangkas belanja modal pada 2016 sebesar US$900 juta dari perkiraan semula sebesar US$1,1 miliar.

CBOE Crude Oil Volatility Index yang mengukur ekspektasi perubahan harga pun naik tertinggi sejak 2009 pada Selasa (9/2). Sepanjang tahun ini minyak masih anjlok sekitar 23% di tengah spekulasi berlimpahnya pasokan global, peningkatan ekspor Iran pasca penghapusan sanksi internasional, dan bertumbuhnya pasokan minyak mentah AS.

Stok negara konsumen terbesar di dunia tersebut naik di atas 500 juta barel ke level tertinggi sejak 1930 dan diperkirakan kembali meningkat pada minggu kelima 2016.

Menurut survei Bloomberg, stok minyak mentah Paman Sam diperkirakan meningkat 2,85 juta barel. Produksi mingguan yang berakhir 29 Januari 2016 mencapai 9,21 juta barel per hari. Sedangkan American Petroleum Institute memproyeksikan persediaan emas hitam naik 2,4 juta barel pada pekan lalu.

Global Chief Investment Strategist BlackRock Inc. Russ Koesterich mengatakan, pasar mulai melihat beberapa penyesuaian pasokan yang membuat harga kembali seimbang.

"Sekalipun produksi AS menurun tajam tidak serta-merta menciptakan keseimbangan pasokan dan permintaan. Itu hanya salah satu faktor," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/2/2016)

Iran membutuhkan investasi minyak sekitar US$200 miliar dan berencana mengembangkan 15 lokasi produksi baru sesuai sistem penanggalam kalender Iran. Menteri Perminyakan  Bijan Namdar Zanganeh menuturkan, tiga kebijakan pendukung sudah disusun, dan beleid keempat masih dalam proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper