Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,52% pada pembukaan, turun 25,18 poin ke level 4.773,77 pada perdagangan Selasa (9/2/2016).
Pelemahan ini terjadi sejalan dengan pergerakan bursa global dan Asia. Investor melakukan aksi jual global seiring kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya indeks ditutup menguat 2,85% atau 133,13 poin ke level 4.798,94 pada Jumat (5/2/2016).
Adapun dalam sepekan lalu, indeks naik tajam 3,98% atau sebesar 183,78 poin dari akhir pekan sebelumnya.
Sementara itu, jika melihat pergerakan indeks sejak awal tahun, IHSG mencatatkan laju kenaikan tahunan tertinggi di dunia sebesar 4,48%.
Direktur Utama Tito Sulistio dalam keterangan tertulisnya akhir pekan lalu mengatakan performa positif IHSG di ditopang adanya akumulasi yang dilakukan oleh pemodal pada saham-saham berkapitalisasi besar dan memiliki pengaruh signifikan terhadap koefisien IHSG.
Saat ini ada sekitar 20 perusahaan besar yang tercatat di BEI yang menguasai 60% kapitalisasi pasar IHSG.
Bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Ikuti lajunya hingga penutupan.
Mengakhiri perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 0,63% atau 30,32 poin ke level 4.768,62.
Pelemahan ini terjadi sejalan dengan pergerakan bursa global yang tertekan dipicu kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Tim Riset Mandiri Sekuritas menilai koreksi yang terjadi pada IHSG masih wajar selama indeks masih berada di atas area 4.600.
"Kami mengindikasikan throw back dan koreksi yang terjadi bersifat wajar," paparnya dalam riset.
Adapun Tim Riset Reliance Securities juga menilai IHSG rentan terkena profit taking hari ini setelah menguat tajam pada pekan lalu.
IHSG masih tertekan pada pertengahan sesi II, dengan melemah 0,74% atau 35,43 poin ke level 4.763,51.
Pelemahan ini terjadi seirin turunnya tujuh dari sembilan sektor yang ada. Sektor finansial menjadi pemberat indeks hari ini dengan turun 1,46%.
IHSG terus bergerak turun pada perdagangan pertama pekan ini setelah di akhir pekan lalu menguat dan mencetak laju kenaikan tertinggi di dunia.
Tim Riset Reliance Securities juga memperkirakan indeks akan tertekan sepanjang hari ini diiringi aksi profit taking.
Dalam risetnya dia menyebutkan secara teknikal IHSG berhasil break out resistance MA200 dan mencapai level fibonacci 161,8% dari bearish trend jangka pendek sebelumnya.
Indikator stochastic bergerak terkonsolidasi pada overbought dengan Momentum RSI yang cukup tinggi, sehingga peluang terkoreksi seakan mulai muncul.
Mengawali sesi II, IHSG masih diperdagangkan melemah 0,81% atau 39,02 ke level 4.759,92.
Jakarta Islamic Index (JII) turun 1,47% atau 9,43 poin ke level 633,12 di akhir sesi I. Indeks syariah bergerak antara level 627,28—637,36 setelah dibuka turun 1,15%.
Pergerakan ini sejalan dengan pergerakan IHSG di sesi I.
IHSG melemah 0,93% atau 44,52 poin ke level 4.754,42 di akhir sesi I.
Menjelang penutupan sesi I, IHSG masih terkoreksi 0,61% atau 29,3 poin ke level 4.769,65
IHSG masih melemah 0,56% atau 26,94 poin ke level 4.772,004 pada pertengahan sesi I hari ini.
Namun, pelemahan tersebut sedikit menipis setelah indeks sempat jatuh 1,3% setelah dibuka melemah 0,52% pagi ini.
Jakarta Islamic Index (JII) dibuka melemah 1,15% atau 7,42 poin ke level 635,14. Indeks syariah kemudian sempat jatuh hingga 2,38% sebelum bergerak melemah 1,39% atau 8,94 poin ke level 633,61 pada pukul 09.27 WIB.
Adapun IHSG juga terpantau melemah 0,8% atau 38,2 poin setelah sempat jatuh hingga 1,3% di awal perdagangan pagi ini.
Tim Riset Mandiri Sekuritas melihat secara teknikal indeks memasuki fase bullish. Namun, jika terjadi koreksi dalam beberapa hari ke depan, selama masih berada di atas area 4.600, diindikasikan throw back dan koreksi yang terjadi bersifat wajar.
Dia memprediksi indeks hari ini akan bergerak pada rentang 4.700-4.800.
"Koreksi ini dapat dijadikan entry poin untuk swing dan trend traders," paparnya dalam riset.
Emiten-emiten berkapitalisasi besar sebagai penggerak indeks dan emiten-emiten di sektor perbankan masih akan menjadi pilihan utama.
IHSG terkoreksi 0,52% pada pembukaan, turun 25,18 poin ke level 4.773,77 pada perdagangan Selasa (9/2/2016).
Pelemahan ini terjadi sejalan dengan pergerakan bursa global dan Asia.
Investor melakukan aksi jual global seiring kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Bursa global tertekan aksi jual di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global.
Saham-saham teknologi meneruskan pelemahan tajam di Wall Street. Indeks Dow Jones melemah 1,1%, S&P 500 merosot 1,42%, sedangkan STOXX 600 di Eropa anjlok 3,54%.
Bursa Jepang pagi ini juga melemah setelah yen menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS lebih dari setahun.
Indeks Topix dibuka melemah 1,99% atau 27,52 poin ke level 1.352,89 dan selanjutnya melemah 4,12% atau 56,88 poin ke level 1.323,53.
Adapun Nikkei 225 dibuka turun 1,98% atau 337,51 poin ke 16.666,79 dan selanjutnya jatuh 3,95% atau 670,92 ke 16.333,38.
Yen diperdagangkan pada level 115,55 per dolar AS setelah ditutup di level 116 pada Senin.
"Yen menguat sedangkan yield obligasi dolar AS melemah, harga emas meningkat. Pada dasarnya ini menunjukkan pasar sedang menghindari aset berisiko," ujar Toshihiko Matsuno, Chief Strategist SMBC Friend Securities Co, seperti dikutip dari Bloomberg.