Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beli Lisensi Merek Fayrouz, MLBI Yakini Laba Melonjak

PT Multi Bintang Indonesia Tbk resmi memperbesar bisnis minuman non-alkohol usai meneken perjanjian lisensi merek dagang Fayrouz dari entitas terafiliasi yakni Premium Beverage International BV.
Fayrouz/Krones.com
Fayrouz/Krones.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Multi Bintang Indonesia Tbk resmi memperbesar bisnis minuman non-alkohol setelah meneken perjanjian lisensi merek dagang Fayrouz dari entitas terafiliasi yakni Premium Beverage International BV.

Presdir Multi Bintang Indonesia Chin Kean Huat mengatakan usai ditekennya perjanjian lisensi merek dagang (trade mark license agreement/TMLA) tersebut, perseroan dapat memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan minuman dengan merek Fayrouz. Dia menjelaskan Fayrouz adalah minuman ringan (soft drink) non-alkohol yang mulai dikembangkan di Mesir.

Fayrouz sendiri diakuisisi Heineken, pemegang saham pengendali Multi Bintang Indonesia, dari Al Harha Beverages Co pada 2002. Merek ini disebutkan merupakan minuman ringan yang populer dan halal di Mesir dan Arab Saudi.

“Mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya merupakan muslim, maka Fayrouz diharapkan dapat dipasarkan di seluruh Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pendapatan penjualan perseroan,” demikian pernyataan Huat dalam keterbukaan informasinya pada Jumat (29/1/2016).

Dari kajian emiten bersandi saham MLBI ini, perseroan bakal mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 60,37% dalam 5 tahun seusai memproduksi dan memasarkan Fayrouz. Lonjakan laba bersih tersebut terhitung dari Rp646 miliar pada 2016 menjadi Rp1,03 triliun pada 2020.

Huat menjelaskan pada 2016 dan 2017, dampak pendapatan dari segmen Fayrouz memang belum terasa, bahkan diproyeksi masih merugi, sebab pada dua tahun pertama itu merek anyar ini memerlukan biaya pemasaran yang cukup tinggi. Selain itu, pendapatan dari Fayrouz belum mampu menutup biaya pemasaran tersebut.

Namun, lanjut Huat, jika MLBI tak menggelar transaksi terafiliasi ini, laba bersih perseroan hanya tumbuh 49,54% dari Rp662 miliar di 2016 menjadi Rp990 miliar pada 2020.

Kajian MLBI juga menunjukkan jika transaksi ini digelar, laba per saham perseroan akan naik 60,78% dari Rp306 pada 2016 menjadi Rp492 di 2020. Sementara, jika transaksi tak digelar, laba per saham diestimasi hanya naik 52,1% dari Rp309 di 2016 menjadi Rp470 di 2020.

Untuk penggunaan merek dagang tersebut, MLBI wajib membayar royalti ke Premium Beverage International. Besaran royaltinya, sebut Huat, ditentukan secara bertahap.

Rinciannya, perseroan baru akan membayar royalti pada 2017 sebesar 1,25%, 2018 2,5%, 2019 3,75%, serta pada 2020 dan tahun berikutnya yakni 5%.

Huat mengungkapkan besaran royalti tersebut wajar mengingat selama ini pembebanan royalti untuk Fayrouz di negara lain lebih tinggi dibanding yang diterima MLBI.

Adapun, persentase royalti tersebut dihitung dari total pendapatan yang diperoleh MLBI setiap tahunnya atas penjualan produk bermerek Fayrouz. Setidaknya, besaran royalti yang harus dibayar  MLBI rerata senilai Rp1,87 miliar per tahun hingga 2020.

Premium Beverage International merupakan perusahaan yang berlokasi di Belanda. Sebanyak 100% saham perusahaan tersebut dimiliki Heineken NV melalui Heineken International BV. Sementara itu, 81,78% saham Multi Bintang Indonesia tercatat merupakan kepunyaan Heineken International.

Per September 2015, MLBI menerakan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar 29,39% secara tahunan (y-o-y) dari Rp500,58 miliar pada September 2014 menjadi Rp353,42 miliar.

Penyebab terkoreksinya peningkatan laba bersih tersebut yakni penjualan MLBI dari produk beralkohol mengalami penurunan hingga 19,3% y-o-y dari Rp1,9 triliun menjadi Rp1,54 triliun. Namun, produk non-alkohol atau minuman ringan malah melesat 78,7% dari Rp93,71 miliar menjadi Rp167,54 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper