Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penawaran Umum dari Emiten Sektor Infrastruktur Sepi

Total nilai pencarian dana emiten melalui penawaran umum tahun ini memang melebihi pencapaian tahun lalu. Sayangnya, hanya segelintir emiten dari sektor infrastruktur, utility, dan transportasi yang memanfaatkannya.nn
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA--Total nilai pencarian dana emiten melalui penawaran umum tahun ini memang melebihi pencapaian  tahun lalu. Sayangnya, hanya segelintir emiten dari sektor infrastruktur, utility, dan transportasi yang memanfaatkannya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nilai pencarian dana emiten hingga pertengahan November 2015 mencapai Rp108,77 triliun yang dilakukan oleh 68 emiten. Pencarian dana tersebut dilakukan melalui penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), penerbitan rights issue, penerbitan obligasi, dan penawaran umum berkelanjutan (PUB) sukuk/obligasi.

Adapun, dari sejumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum, hanya ada dua perusahaan yang berasal dari sektor infrastruktur, utility, dan transportasi. Bila diperinci, tak ada satupun emiten atau perusahaan di sektor tersebut yang melakukan IPO, rights issue, dan penerbitan obligasi.

Sementara, tercatat dua perusahaan dengan nilai Rp10 triliun di sektor infrastruktur, utility, dan transportasi yang melakukan PUB obligasi/sukuk. Pada tahun lalu, jumlah emiten yang melakukan penawaran umum lebih banyak.

Tercatat 4 emiten dengan nilai emisi Rp3,19 triliun yang melakukan penawaran IPO, 4 emiten yang melakukan penawaran umum melalui rights issue dengan nilai Rp4,91 triliun, 2 emiten dengan nilai Rp2 triliun melalui penawaran umum obligasi dan 3 emiten dengan nilai Rp4 triliun melakukan PUB obligasi sukuk/obligasi di sektor infrastruktur, utility, dan transportasi.

Desmon Silitonga, senior analyst PT Millenium Capital Management, mengatakan ekspansi emiten infrastruktur tahun ini memang di bawah ekspetasi. Padahal, di awal tahun sejumlah perusahaam infrastruktur, khususnya berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa banyak melakukan ekspansi.

“Namun ternyata telat semua, pemerintah baru push proyek infrastruktur di Agustus, jadi wajar mereka menurunkan ekspansi,” kata Desmon saat dihubungi Bisnis.com, Senin (30/11/2015).

Ditambah, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga turun sehingga memang banyak proyek infrastruktur pemerintah yang tertunda. Dengan demikian, pilihan emiten adalam menunda melakukan ekspansi dan mencari pendanaan dari luar. Pasalnya, sejumlah belanja modal emiten juga banyak yang belum terserap.

Adapun, tahun depan, pencarian dana melalui penawaran umum dari sektor infrastruktur, utility, dan transportasi akan lebih positif. Diharapkan proyek pemerintah sudah mulai jalan di awal tahun seiring dilakukannya lelang yang lebih maju.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun depan juga diprediksi akan membaik sehingga belanja modal emiten bisa lebih kencang lagi.  “Yang menarik itu obligasi atau PUB itu, lebih sesuai untuk pendanaan jangka panjang.”

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat penawaran umum di sektor infrastruktur relatif rendah. Pertama, sejumlah perusahaan dinilai masih menunggu kejelasan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.

Seharusnya, kata Budi, tahun ini bisa banyak perusahaan di sektor tersebut yang mencari dana melalui penawaran umum di pasar modal. Sayangnya, belum berjalannya proyek pemerintah membuat perusahaan memilih menunda.

“Mungkin baru tahun depan akan banyak ya, semoga saja. Ini tergantung juga dari proyek-proyek pemerintah,” kata Budi saat dihubungi Bisnis.com, Senin (30/11/2015).

Faktor kedua adalah waktu yang tepat. Menurutnya, banyak emiten yang melihat kalau kondisi pasar saham saat ini tidak kondusif. Daripada nanti terkena under pricing, lebih baik  menunda. “Kalau dilihat pasar saham tahun ini bagusnya sampai April atau Mei saja, setelah itu volatilitas sangat tinggi. Jadi, tak aksi penawaran umum dari sektor tersebut juga karena timing,” tambahnya.

Selain itu, sejumlah perusahaan infrastruktur juga kemungkinan lebih memilih mencari pendanaan melalui pinjaman perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper