Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini ditutup ambrol 2,5% sebesar 114,10 poin ke level 4.446,46. Pelemahan IHSG seiring dengan terkoreksinya mayoritas bursa saham Asia Pasifik.
Sepanjang hari ini, Senin (30/11/2015) IHSG bergerak pada level 4.446,46-4.535,97. Indeks dibuka melemah 0,73% atau 33,15 poin ke level 4.527,41.
Pergerakan ini sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang melemah seiring investor menanti keputusan ECB pekan ini dan data AS. Adapun dari dalam negeri investor menanti data inflasi yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik awal Desember.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini ditutup ambrol 2,5% sebesar 114,10 poin ke level 4.446,46. Pelemahan IHSG seiring dengan terkoreksinya mayoritas bursa saham Asia Pasifik. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada level 4.446,46-4.535,97.
Bursa Korsel dan Jepang melemah ditutup melemah.
Saat bursa China melemah, ternyata tidak semua Bursa Asia Tenggara ikut memerah. Bursa Singapura masih positif, dengan mencatat kenaikan 0,34%.
Lainnya melemah, yaitu bursa Thailand -0,11%, bursa Filipina -1,93%, bursa Malaysia -0,69%.
IHSG melemah 15 poin atau 0,73% ke 4.527,41.
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG melemah 0,75% atau 34,11 poin ke level 4.526,45. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.511,97-4.535,97.
Jakarta Islamic Index (JII) pada akhir sesi I turun 1,67% atau 10,06 poin ke level 590,99. Indeks syariah semakin merosot setelah pagi tadi dibuka melemah 1,27% ke level 593,39.
IHSG terus tertekan sepanjang sesi I hingga melemah 0,89% atau 40,69 poin ke level 4.519,87.
IHSG masih terpantau melemah 0,91% atau 41,45 poin ke level 4.519,11 menjelang akhir sesi I. Pelemahan indeks ini terjadi di saat nilai tukar rupiah diperdagangkan melemah ke atas Rp13.800 per dolar AS.
Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Franky Rivan mengatakantekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga acuan kontrak minyak dunia untuk pengiriman bulan Januari yang melemah 3,1% akan menjadi katalis negatif IHSG.
Indeks sektor agribisnis tercatat menjadi satu-satunya indeks yang menguat pagi ini di tengah pelemahan IHSG.
Indeks sektor agribisnis menguat terdorong oleh depresiasi rupiah yang diperdagangkan di atas level Rp13.800.
Potensi kenaikan pendapatan dari ekspor mendorong penguatan saham emiten perkebunan sawit termasuk PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang naik 1,25% dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang naik 0,41%.
IHSG dibuka melemah 0,73% atau 33,15 poin ke level 4.527,41. Pergerakan ini sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang melemah seiring investor menanti keputusan ECB pekan ini dan data AS.
Pada pekan ini, sejumlah data ekonomi ditunggu oleh pelaku pasar karene berpotensi mempengaruhi pergerakan pasar saham.
Dari dalam negeri, tingkat inflasi akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada pekan ini. Selain itu, dari luar keputusan European Central Bank serta data pekerja AS sebelum keputusan final The Federal Reserve apakah untuk meningkatkan suku bunga pada Desember juga akan mempengaruhi pergerakan bursa saham global dan Asia termasuk IHSG.
Pagi ini, Bursa Asia terpantau melemah. Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,3% ke level 132,82 pada pukul 09.02 waktu Tokyo atau pukul 07.02 WIB.
Indeks Jepang Topix turun 0,3%, indeks Australia S&P/ASX 200 naik 0,1%, indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 naik 0,4%, indeks Korea Selatan Kospi turun 0,8%.
“Hal yang paling utama adalah kebijakan ECB pada Kamis ini dan data non-farm payrolls AS pada Jumat,” ujar Mark Matthews, Head of Asia Research and Managing Drector of Bank Julius Baer & Co, seperti dikutip Bloomberg.